Penyelenggaraanpelayanan rumah sakit sesuai Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam butir a secara operasional dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota, bukan malah mempersulit dengan berbagai alasan," kata Sumardjati di acara Dialog Interaktif Mengenai Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit di Jakarta, Kamis (17/
Dalam sebuah RS pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan bersama. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANIda Herwati, Ronal Surya Aditya, Munaa, Lailatul Kodriyah, Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak baik sebagian ataupun keseluruhan isi buku dengan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATANPenulis Ida Herwati, Ronal Surya Aditya, Nihayatul Munaa, Lailatul Kodriyah, ISBN 978-623-329-124-8Copyright © Maret 2021Ukuran cm X 21 cm; Hal viii + 78 Penata Isi M. Rosyiful Aqli Desainer Sampul Ahmad Ariyanto Cetakan I, Maret 2021Diterbitkan pertama kali oleh Literasi Nusantara Perum Paradiso Kav. A1 Junrejo - BatuTelp +6285887254603, +6285841411519Email penerbitlitnus Web Anggota IKAPI No. 209/JTI/2018 Didistribusikan oleh CV. Literasi Nusantara AbadiJl. Sumedang No. 319, Cepokomulyo, Kepanjen, Malang. 65163 Telp +6282233992061 Email redaksiliterasinusantara KATA PENGANTAR PUJA DAN PUJI SYUKUR selalu kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan, dan kesabaran sehingga penulis berhasil menyelesaikan buku yang berjudul “Manajemen Pelayana Kesehatan” ini dengan tepat waktu. Tujuan dari penyusunan buku ini adalah untuk memudahkan para mahasiswa dalam memahami bagaimana Manajemen pelayanan Kesehatan. Dalam sebuah RS pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan penyusunan buku ini tentunya bukan atas usaha penulis saja namun ada banyak pihak yang turut membantu dan memberikan dukungan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga buku ini berhasil menyadari bahwa buku ini tentu tidak luput dari kekurangan. Sehingga, kritik, saran serta masukan dari pembaca sangat kami harapkan dalam penyempurnaan buku Maret 2021 iii DAFTAR ISI Kata pengantar — iii Daftar isi — v Daftar Tabel — vi Daftar Gambar — viiKonsep Dasar Manajemen — 1 Konsep Dasar Organisasi — 23 Pelayanan Kesehatan — 29Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan — 43Manajemen Strategi Rumah Sakit — 63Daftar Pustaka — 71 Biografi Penulis — 75 v DAFTAR TABELTabel Format SPM untuk Badan Layanan Umum Daerah —vi DAFTAR GAMBAR Gambar Proses Manajemen — 8 Gambar Bagan proses POAC — 11 Gambar Tingkatan Manajemen — 13 Gambar Kompetensi Manajemen — 13 vii KONSEP DASAR MANAJEMENalam sebuah perusahaan pastinya ada sistem manajemen yang mengatur jalannya pekerjaan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan fungsi. Manajemen dapat dideskripsikan sebagai proses sosial yang mengikutsertakan tanggung jawab untuk membuat rencana dan regulasi yang efektif. Dengan adanya proses manajemen diharapkan semua dapat berjalan teratur untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian ManajemenManajemen adalah hal yang dilakukan oleh seorang manajer. Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management dengan kata dasar to manage yang berarti mengelola. Manajemen sendiri bisa didefinisikan sebagai sebuah proses agar bisa mencapai tujuan dalam suatu organisasi yang bisa bekerja sama langsung dengan sumber daya yang dipunyai dengan tepat. Cara ini tentunya harus bisa dilakukan oleh siapa saja, baik seorang individu atau is the process of deciding how best to use a business’s resources to produce goods or provide service Rue & Byars, 2005. Manajemen adalah proses yang menentukan 1 pengambilan keputusan terbaik mengenai bentuk sumber daya bisnis yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau layanan jasa. Termasuk di dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana produksi. Manajemen juga merupakan suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian sumber daya organisasi untuk memenuhi tujuan LingkupRuang lingkup manajemen terbagi menjadi 2 yaitu stratejik Berkaitan dengan proses menyeleksi strategi dan aturan yang menyangkut pemaksimalan tujuan organisasi. Termasuk di dalamnya aktivitas yang mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan rencana, aksi, dan aturan organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan. Fokus manajemen stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang akan datang. Manajemen stratejik menentukan arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menganbil kesempatan yang lebih operasi Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang. Disini akan dijelaskan secara umum mengenai setiap cabang ruang lingkup manajemen operasi sumber daya manusiaManusia adalah titik sentral dalam pembahasan manajemen. Oleh karena itu, pengelolaan sumber daya manusia haruslah dilakukan dengan baik. Manusialah yang menentukan kegagalan atau keberhasilan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer, akan menjadi tidak berguna ketika tidak ditopang oleh kehandalan manusia. Oleh karenanya, manusia adalah jiwa atau ruh dari suatu organisasi. Kewajiban manajemen2 sumber daya manusia saat ini adalah mengikuti paradigma “sistem sosial” dimana karyawan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang manusia yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu manajemen, manajemen sumber daya manusia juga mempunyai empat fungsi manajemen yaitu, POAC Planning, Organizing, Actuating, Controlling. ProduksiPemakaian istilah manajemen operasi adalah untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa. Pada hakikatnya, manajemen operasi adalah upaya pengelolaan manusia menciptakan nilai tambah atas input berupa berbagai sumber daya atau yang sering disebut faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan mentah, 5M = Man, Money, Machine, Material, and Method dan sebagainya. Proses penciptaan nilai tambah added value di dunia industri manufacturing sering disebut sebagai produksi. Sedangkan proses penciptaan nilai tambah added value di dunia jasa services sering disebut sebagai Pemasaran Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan. Dimaksudkan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Hal ini berarti, dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan gagasan dengan tujuan utama pihak yang keuanganPengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana3 yang dibutuhkan dan menggunakannya seefisien mungkin. Mengingat pengertian itu maka seorang manajer keuangan haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perbankan, pasar modal, dan perekonomian secara luas. Pasar uang untuk mendapatkan dana yang murah serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat berharga deposito, saham, obligasi, reksadana maupun investasi fixed MutuTidak hanya berfokus pada kualitas produk, tapi juga cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya menetapkan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab perusahaan serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu, pemastian mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem LogistikMenangani pemanfaatan dari material secara efisien dan efektif sehingga modal yang digunakan seminimal mungkin dan agar produk ataupun jasa yang dihasilkan berharga seminim mungkin tetapi tetap berkualitas cabang fungsional manajemen tersebut merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan oleh organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung. Keberhasilan manajemen juga ditentukan oleh keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut. Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah satu, salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional manajemen tersebut secara jadi keberhasilan manajemen keuangan bisa menutup ketidakberhasilan kelima manajemen yang lain atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu, dua atau tiga cabang manajemen akan mempengaruhi4 keberhasilan manajemen organisasi secara keseluruhan. Meski demikian, dalam praktek, tidak ada satu organisasipun yang mampu mempertahankan kesuksesan dalam jangka panjang hanya dengan keberhasilan salah satu cabang fungsional untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu manajemen stratejik dan manajemen operasional manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen mutu dan manajemen logistik. Fungsi ManajemenSebagai seorang yang sudah manajer perlu memiliki banyak pengetahuan dan juga wawasan dalam bidang manajemen, dan supaya mendapatkan hasil yang lebih optimal. Sebagai seorang manajer haruslah mengerti dan menguasai setiap detail dari masing-masing fungsi manajemen yang ada saat masing-masing fungsi itulah seorang manajer dapat berperan dan berlaku sesuai dengan kaidah manajemen. Lantas apa saja fungsi dari manajemen itu? Berikut penjelasannya Merupakan suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep atau suatu program Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan antar Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber daya karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing 5 adalah untuk mengusahakan tersedianya sumber daya karyawan yang terbaik untuk organisasi Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan, bimbingan, motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi and Reporting Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan evaluasi terhadap yang telah diperoleh dan yang masih perlu dikembangkan untuk mencapai Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana serta penetapan anggaran sebagai strategi untuk pelaksanaan program yang akan Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya untuk mencapai tujuan ManajemenAdapun proses manajemen yaitu POLC Planning, Organizing, Leading, Controlling. Gambar Proses Manajemen Daft, 2000 6 Empat tahap dalam proses manajemen, yakni Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di masa depan dan cara mencapai tujuannya. Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan, ditambah dengan penetapan tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran rencana atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam proses manajemen, rencana jangka panjang untuk kelangsungan organisasi usaha sangat diperlukan. Perkembangan organisasi sangat bergantung salah satunya oleh perencanaan yang baik dan tepat sasaran untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan organisasi kedepannya tidak biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan organisasi yang mencoba untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan pengelompokan tugas ke departemen, dan alokasi berbagai sumber daya ke berbagai departemen. Melalui pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi menempati posisi yang organisasi memberikan kepemimpinan menjadi fungsi manajemen yang semakin penting. Kepemimpinan leading adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan sasaran kepada karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi. Memimpin termasuk memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja langsung 7 dengan internasional, dan keragaman yang meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan memotivasi karyawan merupakan hal penting bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, anjuran untuk setiap karyawan memiliki tanggung jawab kepimpinan, memecahkan masalah, dan membantu memotivasi orang lain akan membuat para karyawan merasa dihargai. Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah adalah fungsi keempat dalam proses manajemen dan yang terakhir dalam proses manajemen. Pengendalian controlling artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan. Para manajer juga harus memastikan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya. Siklus ManajemenSiklus manajemen adalah proses pencapaian berbagai sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi yang digambarkan pada suatu Bagan proses POAC8 Perencanaan Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaannya. Perencanaan juga memerlukan adanya peran manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang harus Pengorganisasian Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan dan menetapkan hubungan kerja antar anggota Pelaksanaan Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini diperlukan adanya sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta pemberian instruksi. Pengawasan Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian agar jalannya organisasi sesuai rencana yang ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga dapat dilakukan agar mendapatkan hasil yang lebih dari siklus manajemen ini adalah untuk menunjukan proses dari manajemen yang digambarkan dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan mengenai apa yang akan dilakukan, hingga terakhir melakukan di atas dapat disimpulkan bahwa siklus manajemen ini terdiri dari 4 proses yang antara 1 proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melakukan perencanaan mengenai apa yang harus dilakukan, kemudian mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilakukan setelah mengorganisir, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap berada rencana yang di buat, maka manajer melakukan Tingkat dan Kompetensi ManajerialSebuah organisasi pasti membutuhkan manajer, yaitu anggota organisasi yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi Robbins & Stephen, 1999. Organisasi yang baik membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut Daft 2000, perusahaan besar umumnya memiliki banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda. Setiap tingkat memiliki porsi kompetensi Tingkatan Manajemen Gambar Kompetensi Manajemen 10 Puncak Top Manager Manajer puncak top manager memiliki tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta membuat keputusan yang mempengaruhi keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan memperhatikan berbagai tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari antara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat usaha yang dapat membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat. Para manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap karyawan. Mereka mempunyai jabatan seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive officer CEO, dan executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak contohnya direktur rumah sakit dan wakil direktur rumah suatu organisasi dapat berjalan efektif dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mendukukng kompetensi manajer puncak ialah keahlian konseptual conceptualskill. Keahlian konseptual merupakan kemampuankognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di antara berbagai bagiannya Daft, 2000. Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial, pengolahan informasi, dan kemampuan konseptual ini melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri,11 masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan mengambil pandangan yang luas dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang elemen- elemen signifikan dalam sebuah situasi dan pola konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, seperti pengambilan keputusan, pengalokasian sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang lebih manajer puncak harus memiliki pengetahuan yang meluas dalam berbagai aspek di masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu aspek, melainkan berkembang dan merinci. Menjadi manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya yang disesuaikan dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, manajer puncak layak memliki inspirasi untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya suatu organisasi lebih terarah dan mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menilai kemampuan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung keberhasilan strategi dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus dan tujuan organisasi dapat Menengah Middle manager Manajer menengah middle manager bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, dan direktur laboratorium riset. Pada bidang kesehatan contohnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan strategi dan kebijakan keseluruhan yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan masalah operasional dan diharapkan membangun hubungan yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi, mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik. Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek project manager yang bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari berbagai fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian komunikasi communication skill. Keahlian komunikasi adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta secara efektif sebagai anggota kelompok Daft, 2000. Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang manajer berhubungan dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi, mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflikSeorang manajer dengan keahlian manusia akan memungkinkan bawahannya untuk mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi. Keahlian ini sangat dibutuhkan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para karyawan mereka dan tidak hanya kebutuhan fisik yang berkaitan dengan tugas pekerjaan. Namun pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah berhubungan dengan tingkat di atasnya manajer puncak dan juga di bawahnya manajer lini depan.13 Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan yang memadai untuk mendukung kinerja manajer puncak. Ketrampilan menjalin hubungan yang baik juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk berhubungan dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai hubungan yang kondusif bagi kerjasama dalam organisasi. Manajer menengah juga harus mampu memotivasi rekan kerjanya sehingga mendorong kerja tim dalam suatu manajer menengah layak memiliki kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati- hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal tersebut akan mendukung keberhasilan proses negosiasi dengan berbagai pihak agar konflik dapat teratasi. lini depan First-line manager Manajer Lini Depan first-line manager bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka berada pada level manajemen pertama atau kedua dan mempunyai jabatan seperti manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan utama mereka adalah aplikasi peraturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini adalah singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini kebanyakan melakukan pengawasan para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baikManajer lini depan juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada hubungan langsung dengan masyarakat. Dalam bidang kesehatan, contoh manajer lini depan seperti14 dokter, dokter gigi, apoteker, lini depan membutuhkan kompetensi manajer berupa keahlian teknis technical skill. Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melakukan tugas tertentu. Keahlian teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan di dalam fungsi tertentu Daft, 2000. Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga mencakup pengetahuan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk menyelesaikan masalah dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam pengaturan waktu untuk melaksanakan tugas pada bidang lini depan harus mampu menerapkan dengan jelas dan tepat tentang pengaplikasian program organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun dengan masyarakat. Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada pengaplikasian segala program juga menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni bila berhadapan dengan masyarakat. Memposisikan diri dengan baik dalam menangani dan menerapkan program pada masyarakat, agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan dan Tugas ManajerSuatu peran role adalah serangkaian perkiraan dan perilaku seorang manajer. Peran dibagi kedalam tiga kategori15 yakni peran informasional, peran interpersonal, dan peran mengambil keputusan. Setiap peran mencerminkan aktivitas yang diambil manajer untuk menyelesaikan tugas manajer yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap menajalankan perannya manajer tidak dapat mengerjakan seorang diri dan seorang manajer pasti sangat membutuhkan orang lain untuk dapat membantunya dalam menyelesaikan segala Daft 2000, Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya merancang saja tak akan pernah menyelesaikan apapun, sementara manajer yang hanya melakukan akhirnya melakukan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya adalah segala hal yang terjadi pada suatu organisasi penyelesaian akhir berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat sepuluh peran manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni informasional Informational roles Peran informasional menggambarkan berbagai aktivitas yang digunakan untuk menjaga dan mengembangkan sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan informasi dapat dilakukan dengan cara memperbanyak kerjasama dengan berbagai pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang harus dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan peran informasionalnya sebagai seorang manajer, yakni meliputi pencarian informasi terbaru dari berbagai sumber. Manajer memperoleh dan mencari informasi dari orang dan membaca cepat materi tertulis agar dapat mengikuti perkembangan dengan baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai monitor adalah mengawasi setiap kegiatan yang terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau keuangan dan keuntungan organisasi, mengamati16 perubahan inflasi dan deflasi. informasi Disseminator Penyebar berita meliputi penerimaan informasi dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan memberikan informasi kepada anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi penyebar informasi adalah menyampaikan informasi kepada para anggota organisasi lainnya melalui memo dan laporan serta aktivitas telepon. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan memberitahukan seluruh jajaran direksi apabila terjadi inflasi dan deflasi yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian organisasi bicara Spokesperson/Spokesman Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai berbagai kegiatan organisasi kepada pihak luar melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan. Seorang manajer yang baik harus mampu berbicara di depan orang banyak supaya maksud dan tujuan manajer dapat terlaksana sesuai harapan. Tugas manajer sebagai juru bicara adalah sebagai pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai berbagai kegiatan yang sedang dikelola oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber daya hanya memiliki kewenangan berbicara mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak berbicara mengenai perekonomian maupun logistik pada suatu interpersonal Interpersonal role Peran interpersonal meliputi hubungan dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan interpersonal. Seorang manajer yang baik harus memiliki ketrampilan dalam menjaga hubungan komunikasi dengan orang lain supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer dapat terwujud. Berbagai hal yang dapat dilakukan seorang17 manajer untuk dapat meningkatkan peran komunikasi dengan orang lain antara lain kepemimpinan Figurehead Simbol kepemimpinan meliputi penanganan aktivitas upacara dan simbolis untuk departemen atau organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit. Salah satu tugas manajer seperti menyambut tamu seperti tamu di luar organisasi yang datang dengan tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang lainnya adalah menandatangani berbagai dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer untuk menguatkan legalitas dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi dapat terjalin apabila kontrak kerjasama telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi Leader Pemimpin mencakup hubungan dengan bawahan, termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan, melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang baik adalah seorang manajer yang peduli terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya melakukan kesalahan, sebagai manajer yang baik harus mengingatkan kemudian mengarahkan agar tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab kepada setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya yakni memimpin rumah sakit agar dapat terkelola dengan Liaision Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan informasi baik di dalam maupun di luar organisasi melalui surat, telepon, pertemuan, dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer beperan sebagai penghubung maksudnya adalah peran manajer yang berhubungan dengan orang di luar organisasi kemudian menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi, begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung adalah menjaga hubungan dengan pihak luar organisasi supaya kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut menyampaikan kepada Wakil Direktur Pelayanan supaya dapat disampaikan kepada manajer pelaksana untuk dapat segera pengambilan keputusan Decisional role Peran pengambilan keputusan berhubungan dengan berbagai peristiwa dimana manajer harus membuat sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual dan kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa depan dan cara mencapainya. Para manajer sadar akan masalah dan mencari solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Peran manajer sebagai pengambil keputusan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yakni gangguan Disturbance handler Penanganan gangguan mencakup pemecahan konflik antar bawahan atau antar manajer departemen dengan departemen lainnya melalui tindakan korektif selama perselisihan atau krisis, beradaptasi dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer sebagai penanganan gangguan19 adalah meredam permasalahan dan memberikan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya saat terjadi musim paceklik bahan baku sehingga bahan baku sukar didapat, manajer logistik harus pandai dalam mengelola persediaan bahan baku hingga cukup untuk beberapa saat ke sumber daya Resource allocator Pembagi sumber daya berhubungan dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu, peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer harus memutuskan pengalokasian anggaran proyek penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan. Seorang manajer harus mampu menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak mampu menganalisis kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam bekerja tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di sekelilingnya. Tugas manajer sebagai pembagi sumber daya adalah seorang manajer sumber daya harus mampu menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya lulusan sarjana ekonomi ditempatkan pada bagian keuangan sedangkan lulusan hukum ditempatkan pada bagian legalitas di dalam Negotiator Perunding meliputi negosiasi formal dan penawaran untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi tanggung jawab manajer yang bersangkutan, seperti mewakili kepentingan departemen selama negosiasi kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer harus mampu melakukan perundingan supaya organisasi yang dipimpinnya tidak Kehandalan seorang manajer dipertaruhkan apabila tidak mampu melakukan perundingan dengan organisasi lain yang dapat berdampak kerugian organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding adalah mengajukan persyaratan yang dapat menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melakukan tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual bahan baku supaya perusahaan yang dikelolan manajer tersebut tidak mengalami Enterpreneurship berhubungan dengan mencari peluang dalam kegiatan untuk memajukan organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada. Seorang manajer harus mampu mencari celah usaha supaya organisasinya tetap berjalan. Usaha yang dapat dilakukan oleh manajer supaya organisasinya tetap berjalan adalah melalui berbagai kegiatan seperti mengajukan proyek yang memiliki nilai bisnis, mengidentifikasi ide baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang dapat memberi peluang usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship adalah mencari strategi untuk memajukan organisasi yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan rumah sakit memberikan fasilitas pelayanan kepada pasien dan keluarga seperti cafeteria, warung telekomunikasi wartel, toko obat di dalam gedung rumah sakit yang memiliki peluang bisnis bagi pihak rumah DAFTAR PUSTAKAAchmad, DKK. Manajemen Pelayanan Kesehatan Katalog Dalam Terbitan. 2012 Alamsyah, Dedi. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta Nuha Medika. 2011Al-Assaf, Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Buku Kedokteran EGC. 2013Azwar, Azrul. 1994 Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Yayasan Penerbit IDI. Barney & Griffin, 1992. The Management of Organizations, Houghton Mifflin Company, United States of America. Bustami, MS. MQH. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askeptabilitasnya Jakarta. 2011 Buchbinder, Sharon B., dan Nancy H. Shanks. 2007. Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran Richard, L. 2000. Manajemen, edisikelima. Erlangga R. L., & Weick, K. E. 1984. Toward a model of organizations as interpretation systems. Academy of management review, 92, Kesehatan, 2009, Sistem Kesehatan Nasional Departemen Kesehatan RI Dasar Pembangunan Kesehatan, 71 Departemen Kesehatan, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, .Divianto. 2012. Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Wijono. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya Airlangga University. 2000Drucker, P 2007, People and Performance The Best of Peter Drucker on Management, Harvard Business School Press, Boston. Farich, Achmad MM. Manajemen Pelayanan Kesehatan Sendangadi Melati Sleman. 2012 Gualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta Gosyen Nur Aulia. Analisis Hubungan Karakteristik Pasien Dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang Eye Center SEC Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat e-kournal, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014. OnlineKorompis, Grace E. C. 2016. Organisasi & Manajemen Kesehatan. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mayasari, E., Munaa, N., Kodriyah, L., Herawati, I., & Aditya,R. S. 2020. Keputusan Masyarakat Dalam Pemilihan Rumah Sakit Untuk Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Malang Raya. JKEP, 52, 1998, Total Quality Management, Universitas Gajah Mada, A. A. G. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Nurunniyah, S., & Nurhayati, A. S. 2013. Mutu Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta D 2010, Key performance indicators developing, implementing, and using winning KPIs, John Willey & Sons, USA. Pohan, I. S. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta DepKes RI, 1996 Modul Pelatihan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas, Jakarta Saifuddin, A..B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Satrianegara, M. F. & Saleha, S. 2012. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan serta Kebidanan. Jakarta Salemba J. J. S., Marjati, & Pipitcahyani, T. I. 2013. Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan. Jakarta Salemba Masitoh S., & Rosyanawati, T. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Untuk Bidan. Jakarta Trans Info Naomy Marie. 2013. Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan. Jakarta In Media. 73 BIOGRAFI PENULIS Ida Herwati, lahir di Kalampa pada tanggal 25 Juli 1995. Penulis tinggal di Jalan Lintas Tente Godo, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima. Penulis mengenyam Pendidikan di SDN Inpres Kalampa 1 woha, SMP Negeri 1 Woha, SMK Kesehatan Yahya Bima, Pendidika Sarjana di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang, danProgram Magister di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju STIkim-IMA. Penulis sebagai Dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Surya Aditya lahir di Surabaya pada tanggal 13 Februari 1992. Penulis tinggal di Surabaya di jalan Gubeng Klingsingan I/19 b Surabaya. Penulis mengenyam pendidikan di SDN Gubeng III Surabaya, SMPN 29 Surabaya, SMAN 19 Surabaya, Diploma III di Poltekkes Kemenkes Surabaya, Sarjana, Profesi Ners dan magister keperawatan di Universitas Airlangga. Penulis telah melakukan publikasi jurnal nasional terakreditasi dan internasional. Pengalaman bekerja penulis tahun 2016- 2017 Dosen STIKes Surabaya, 2015-2017 di Fisrt Care Ambulance Service sebagai tim paramedic, tahun 2017- sekarang sebagai paramedic di 221 Assist dan 2018 sampai dengan sekarang sebagai dosen di STIKes Kepanjen. Pengalaman Organisasi yang telah di ikuti yaitu tahun 2014 sebagai coordinator lapangan pada75 MAHAGANA Universitas Airlangga, Anggota TSR pada PMI Kota Surabaya, ANggota PSSI Kota Surabaya. Penulis memiliki motto Every Dark Light is Followed by a Light Morning. Nihayatul Munaa, MPH. dilahirkan di Kudus 13 Maret 1993. Lulusan Sarjana kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga tahun 2015 dengan bantuan beasiswa Bidik Misi. Lulusan Master of Public Health di program Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada tahun 2019 dengan beasiswa LPDP. Pernah bekerja di PT. Pelindo HusadaCitra sebagai staf pengembangan SDM dan staff akreditasi RS di RSA UGM. Aktif menjadi peneliti sejak 2012 dan beberapa telah di presentasikan pada international conference seperti 13rd Young Speaker Contest and Educational Forum Vietnam,2012, 1st International Conference of Integrated Intellectual Community Jerman, 2014, 20th International Conference on Hospital Management and Improving Healthcare Japan, 2017, 50th Asia-Pacific Consortium of Public Health Conference Malaysia, 2018, 1st International Conference on Business & Social Sciences Lampung, 2020, 1st International Conference on Agromedicine aand Medical Sciences Surabaya, 2020, dan International Conference Hospital Strategic Response on Global Public Health Disaster Malang, 2020. Sekarang bekerja sebagai dosen tetap prodi Administrasi Rumah Sakit di Stikes Kepanjen Malang. Lailatul Kodriyah, lahir di Malang pada tanggal 15 Maret 1993. Penulis tinggal di kota Kepanjen kabupaten Malang. Penulis mengenyam pendidikan SD di SDN kedung Pedaringan 02, SMP Negeri 4 Kepanjen, SMA Negeri 01 Kepanjen, Program Sarjana di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan. Penulis telah76 melakukan beberapa publikasi jurnal nasional. Penulis bekerja di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kepanjen sebagai tenaga kependidikan. Penulis memiliki moto Lakukan yang terbaik disetiap langkah, ridho Allah adalah hal The purpose of this study is to describe the level of patient satisfaction with health services at the Monta Health Center, Bima Regency. The type of research used in this research is descriptive research. The population of all outpatients and inpatients at the Monta Health Center for the period January 2021, and the sampling technique used was accidental sampling, namely 70 people consisting of 40 inpatients and 30 outpatients. The instrument uses a questionnaire, and the analysis used is descriptive statistics using the SPSS Statistical Products and Service Solutions program. at the Monta Health Center, Bima Regency, which is measured by indicators of tangibles real, reliability reliability, responsiveness response, assurance guarantee, empathy empathy is considered to be in accordance with patient expectations. Thus, it is hoped that the Monta Health Center in Bima Regency as the spearhead of the government in providing health services is required to maintain service quality and continue to improve services to the community to form a healthy society. In addition, health workers are expected to be able to carry out their duties and work in accordance with the applicable Standard Operating Procedures SOP so as to provide a sense of security and comfort for Sulinar SariAbstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa mekanisme pengadaan buku teks pelajaran kurikulum 2013 dan kendalanya di Kabupaten Natuna. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Temuan dari penelitian ini, yaitu Pengadaan buku teks pelajaran kurikulum 2013 di Kabupaten Natuna menggunakan dua mekanisme, yaitu e-katalog dan BSE. Kedua mekanisme tersebut menyulitkan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Natuna, karena banyak penyedia/penerbit yang tidak bersedia mengirim disebabkan biaya pengiriman yang cukup mahal. Sementara di Kabupaten Natuna tidak ada penyedia/penerbit buku dan tidak semua sekolah memiliki jaringan internet. Ada dua distributor buku teks di Kabupaten Natuna, jika membeli buku teks di distributor tersebut, harga buku teks yang ditawarkan oleh distributor melebihi harga eceran tertinggi yang sudah ditetapkan berdasarkan zona dan pengiriman buku teksnya tidak tepat waktu. Sehingga proses pembelajaran untuk semester 1 tetap tidak menggunakan buku teks pelajaran kurikulum 2013 karena pengiriman yang kunci mekanisme, pengadaan, buku teks. Richard L. DaftKARL E. WEICKA comparative model of organizations as interpretation systems is proposed. The model describes four interpretation modes enacting, discovering, undirected viewing, and conditioned viewing. Each mode is determined by 1 management's beliefs about the environment and 2 organizational intrusiveness. Interpretation modes are hypothesized to be associated with organizational differences in environmental scanning, equivocality reduction, strategy, and decision is one of the public facilities used by the Indonesian people in the health sector. A hospital is a health service institution that conducts complete individual health services that provide inpatient, outpatient and emergency services. This research was conducted descriptively Qualitative research using a phenomenological approach was conducted in November 25 to 29 November 2019. data were obtained through in-depth interviews. Stages of analysis Data obtained by in-depth interviews can be analyzed the process of data analysis with Interpretative Phenomenological Analysis IPA. The population of this study was 11 respondents. The method of selecting participants was carried out using a purposive sampling technique. Age of respondents 25-50 years. The results found 7 themes, namely Distance, BPJS Class, Rates, services, Doctors, Diseases, Facilities. Conclusion In Hospital Selection the distance is a major factor in the selection of Hospitals. The next factor is BPJS or health insurance which is owned by each individual in the selection of hospitals because it will be related to tariffs. hospitals that affect the expenditure of individuals who are F Al-AssafMutu Pelayanan KesehatanAl-Assaf, Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Buku Kedokteran EGC. 2013Program Menjaga Mutu Pelayanan KesehatanAzrul AzwarAzwar, Azrul. 1994 Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta Yayasan Penerbit Mqh BustamiBustami, MS. MQH. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Askeptabilitasnya Jakarta. 2011Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah SakitDepartemen KesehatanDepartemen Kesehatan, 2009, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, .Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda PalembangDivianto. 2012. Peranan Audit Operasional Terhadap Efktivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap di Rumah Sakit Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bunda Palembang. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi Good Manager a Guide for the Twenty-First Century ManagerGualcoGualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe USA.
Theindicator of service quality in. hospital is measured by incomplete inpatient medical record files. Based on several studies in. various hospitals, the complete of inpatient medical record
Standar Pelayanan Minimal Rumah SakitStandar pelayanan minimal Rumah Sakit adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar Rumah Sakit yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Rumah Sakit kepada ini diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah – jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib disediakan oleh rumah sakit meliputiPelayanan gawat daruratPelayanan rawat jalanPelayanan rawat inapPelayanan bedahPelayanan persalinan dan perinatologyPelayanan intensifPelayanan radiologiPelayanan laboratorium patologi klinikPelayanan rehabilitasi medikPelayanan farmasiPelayanan giziPelayanan transfusi darahPelayanan keluarga miskinPelayanan rekam medisPengelolaan limbahPelayanan administrasi manajemenPelayanan ambulans/kereta jenazahPelayanan pemulasaraan jenazahPelayanan laundryPelayanan pemeliharaan sarana rumah sakitPencegah Pengendalian InfeksiBerikut penjelasan masing-masing jenis pelayanan tersebut1. Pelayanan gawat daruratStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan gawat darurat adalahNoIndikatorStandar1Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa100%2Jam buka pelayanan gawat darurat24 jam3Pemberi pelayanan gawat darurat yang bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS/BTCLS100%4Ketersediaan tim penanggulangan bencanaSatu tim5Waktu tanggap pelayanan dokter di gawat darurat 70%7Kematian pasien 90% diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB> 60% kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS> 60%3. Pelayanan rawat inapStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan rawat inap adalahNoIndikatorStandar1Pemberi pelayanan di Rawat Inap1. Dokter Spesialis2. Perawat minimal Pendidikan D32Dokter penanggungjawab pasien rawat inap100%3Ketersediaan pelayanan rawat inapAnakPenyakit dalamKebidananBedah4Jam visit dokter s/d setiap hari kerja5Kejadian infeksi pasca operasi 48 jam 90% inap TB Penegakkan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB> 60% inap TB Terlaksananya kegiatan pencatatan dan pelaporan TB di RS> 60%12Ketersediaan pelayanan rawat inap di rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa1. NAPZA2. Gangguan psikotik3. Gangguan nerotik4. Gangguan mental organik13Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri100%14Kejadian re-admission pasien gangguan jiwa dalam waktu £ 1 bulan100%15Lama hari perawatan pasien gangguan jiwa 80%6. Pelayanan intensifStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan intensif adalahNoIndikatorStandar1Rata-rata pasien yang Kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama 80%8. Pelayanan laboratorium patologi klinikStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan laboratorium patologi klinik adalahNoIndikatorStandar1Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium 80%9. Pelayanan rehabilitasi medikStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan rehabilitasi medik adalahNoIndikatorStandar1Kejadian drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi medik yang direncanakan 80%10. Pelayanan farmasiStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan farmasi adalah tunggu pelayanan obat jadi 80%4Penulisan resep sesuai formularium100%11. Pelayanan giziStandar pelayanan minimal Rumah Sakit terkait pelayanan gizi adalahNoIndikatorStandar1Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien> 90%2Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien 60%6Cost recovery> 40%7Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan100%8Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap< 2 jam9Ketepatan waktu pemberian imbalan insentif sesuai kesepakatan waktu100%17. Pelayanan ambulans/kereta jenazahStandar pelayanan ambulans/kereja jenazah adalahNoIndikatorStandar1Waktu pelayanan ambulance/kereta jenazah24 jam2Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/kereta jenazah di rumah sakit< 230 menit3Response time pelayanan ambulance oleh masyarakat yang membutuhkan? sesuai ketentuan daerah ?18. Pelayanan pemulasaraan jenazahStandar pelayanan pemulasaraan jenazah adalahNoIndikatorStandar1Waktu tanggap response time pelayanan pemulasaraan jenazah< 2 jam19. Pelayanan laundryStandar pelayanan laundry adalahNoIndikatorStandar1Tidak adanya kejadian linen yang hilang100%2Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap100%20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakitStandar pelayanan pemeliharaan Rumah Sakit adalahNoIndikatorStandar1Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat< 80%2Ketepatan waktu pemeliharaan alat100%3Peralatan laboratorium dan alat ukur yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi100%21. Pencegah Pengendalian InfeksiStandar pelayanan pengendalian infeksi adalahNoIndikatorStandar1Ada anggota tim PPI yang terlatihAnggota tim PPI yang terlatih 75%2Tersedia APD di setiap instalasi/departemen60%3Kegiatan pencatatan dan pelaporan infeksi nosokomial/HAI health care associated infection di RS min 1 parameter75%SumberKeputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Rumusanpenelitian ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan pelayanan publik bidang kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung (2) Faktor-faktor penghambat dan pendorong Pelayanan Publik Bidang Kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarutung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

makalah sistem pelayanan rumah sakitmakalah sistem pelayanan rumah sakitummi pratiwi Membantu pendidikan tenaga medis spesialis,  Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan,  Membantu kegiatan penyelidikan epidemiologi, Sedangkan menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.

PELAYANANSTERILISASI DI RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan wajib berupaya untuk mencegah risiko terjadinya infeksi bagi
Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi sektor kesehatan di Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Salah satu dampak yang paling serius adalah tingginya angka infeksi dan kematian di kalangan tenaga kesehatan. Data terbaru dari Ikatan Dokter Indonesia menunjukkan setidaknya 718 petugas kesehatan meninggal akibat infeksi COVID-19, termasuk 325 dokter dan 324 perawat. Angka ini termasuk tertinggi di dunia. Yang lebih mengkhawatirkan adalah karena Indonesia memiliki jumlah tenaga kesehatan yang relatif rendah, yaitu rata-rata hanya tersedia 4 dokter dan 21 perawat per penduduk. Sebagai perbandingan, Malaysia memiliki 15 dokter dan 35 perawat, dan Singapura memiliki 23 dokter dan 62 perawat, per penduduk. Penelitian terbaru kami mengungkapkan adanya kesenjangan yang signifikan dalam jumlah dan mutu dari fasilitas dan layanan antar rumah sakit untuk perawatan COVID-19 yang mengakibatkan meningkatnya risiko bagi tenaga medis. Penyebab utama dari kondisi ini adalah kesenjangan dalam sumber daya finansial yang dimiliki oleh masing-masing rumah sakit. Penelitian kami Kami melakukan penelitian pada 11 rumah sakit di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali. Lima di antaranya merupakan rumah sakit rujukan COVID-19. Namun, seiring dengan jumlah infeksi yang melonjak, maka banyak rumah sakit non-rujukan juga harus merawat pasien COVID-19. Seorang petugas kesehatan menyiapkan ruang operasi untuk pasien COVID-19 di rumah sakit di Tulungagung, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko/rwa. Sebagai bagian dari kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja K3, semua rumah sakit yang terlibat dalam penelitian kami telah menetapkan kebijakan, prosedur, mekanisme, dan persediaan peralatan untuk menangani infeksi COVID-19 guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan tenaga kesehatan. Untuk itu rumah sakit membentuk unit Pencegahan dan Pengendalian Infeksi PPI dengan tugas utama untuk menangani penyakit menular di rumah sakit serta mengawasi penerapan protokol kesehatan terkait COVID-19. Unit PPI juga berfungsi untuk mengembangkan prosedur pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi untuk dokter, perawat, pasien dan keluarga. Petugas kesehatan merawat pasien di rumah sakit darurat COVID-19 di Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj. Penelitian kami menemukan kesenjangan yang signifikan dalam kuantitas dan kualitas fasilitas dan peralatan antara rumah sakit, baik di kalangan rumah sakit rujukan maupun non-rujukan. Sebagai contoh, tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi khusus RIK dan unit perawatan intensif ICU yang dilengkapi dengan tekanan udara negatif, yang diperlukan dalam mencegah penyebaran virus. Beberapa rumah sakit tidak memiliki ventilator yang cukup dan tidak memiliki fasilitas yang memadai untuk menguji pasien yang terinfeksi COVID-19. Dengan terbatasnya jumlah fasilitas untuk merawat pasien COVID-19, beberapa rumah sakit tidak mampu melakukan pengujian pada kondisi pasien secara akurat untuk merujuk mereka ke ruang perawatan yang sesuai. Masalah lain yang juga mengkhawatirkan adalah beberapa rumah sakit tidak memiliki persediaan alat pelindung diri APD yang cukup dengan kualitas yang memadai. Informasi yang kami dapatkan dari dokter dan petugas kesehatan mengungkapkan bahwa mereka terkadang harus memakai APD yang tidak memenuhi standar atau menggunakan ulang peralatan yang seharusnya sudah diganti. Beberapa dokter mengatakan bahwa mereka bahkan harus membeli APD sendiri karena rumah sakit tidak mampu untuk menyediakannya. Situasi ini meningkatkan potensi tenaga kesehatan terpapar virus, yang berakibat pada risiko kesehatan atau beban keuangan mereka. Masalah-masalah ini telah mengancam kesehatan fisik dan psikologis tenaga kesehatan yang juga membuat mereka berpotensi menularkan virus pada orang lain. Kegagalan mengikuti protokol kesehatan Setiap rumah sakit telah menetapkan protokol kesehatan untuk perawatan COVID-19 dalam pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Namun, penelitian kamu menunjukkan adanya kesenjangan yang signifikan pada tingkat kesadaran dan komitmen tenaga kesehatan dalam mematuhi protokol kesehatan. Salah satu sumber utama infeksi pada tenaga kesehatan di rumah sakit adalah penggunaan berbagai fasilitas bersama untuk staf, seperti ruang ganti, ruang makan, musala, lift, dan kamar mandi. Ada juga indikasi bahwa staf rumah sakit yang tidak berhubungan langsung dengan pasien COVID-19 kurang menganggap serius akan risiko tertular virus. Akibatnya tingkat kepatuhan mereka pada protokol kesehatan relatif rendah. Temuan kami juga menunjukkan bahwa sebagian besar infeksi di kalangan petugas kesehatan justru terjadi di luar tempat kerja, di mana kewaspadaan petugas terhadap virus menurun. Dampak bagi pekerja medis Studi kami juga menemukan banyak petugas kesehatan yang mengalami masalah kesehatan mental akibat beban kerja yang meningkat. Hal ini juga tercermin dalam temuan studi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang menunjukkan 83% tenaga kesehatan Indonesia menderita stres akibat kelelahan fisik dan mental di tempat kerja, terutama di rumah sakit dengan jumlah tenaga yang terbatas. Seorang petugas kesehatan memakai alat pelindung diri sebelum membagikan makanan untuk pasien COVID-19 di rumah sakit di Bandung, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj. Beban mental yang dialami tenaga kesehatan meningkat saat mereka harus menangani pasien yang terinfeksi COVID-19 dan sebagian mereka mengalami trauma ketika menyaksikan kematian di antara pasien dan sesama rekan kerja mereka. Di sisi lain, sikap masyarakat dan stigma negatif terhadap mereka juga memperberat tekanan mental bagi para tenaga kesehatan. Hal ini dikarenakan banyak anggota masyarakat yang beranggapan bahwa para tenaga kesehatan ini kemungkinan besar tertular virus akibat interaksi mereka dengan pasien COVID-19. Sebagai dampaknya, banyak petugas kesehatan merasa terisolasi karena sebagian orang cenderung untuk menghindari interaksi sosial dengan mereka maupun keluarga mereka. Penelitian ini didanai oleh Pemerintah Australia melalui Australia-Indonesia Centre di bawah program PAIR The Australia Indonesia Centre mendukung The Conversation Indonesia dalam produksi artikel ini.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 ini ditetapkan dengan pertimbangan. bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit sebagaimana telah diubah dengan
16 Jun Rumah sakit adalah pusat pelayanan untuk masyarakat yang memiliki masalah kesehatan. Dengan datang ke rumah sakit maka tentunya masyarakat berharap untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan yang baik sehingga tubuhnya bisa kembali sehat. Namun sayangnya di Indonesia pelayanan kesehatan sering kali masih tergolong menyulitkan bagi banyak orang, untuk dapat berobat pasien harus melewati proses administrasi yang rumit yang membuat para pasien yang sedang sakit justru bertambah sakit. Untungnya pelayanan kesehatan ini terus berusaha diperbaiki oleh pemerintah agar masyarakat bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan semaksimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan sistem manajemen rumah sakit yang baik. Pada saat ini sistem manajemen rumah sakit yang dikenal secara umum adalah SIMRS. Dengan adanya sistem informasi manajemen yang berbasis web tersebut tentunya membuat proses pendataan pasien dan seluruh hal yang ada di rumah sakit menjadi lebih tertata. Alhasil proses pelayanan rumah sakit pun menjadi lebih cepat diselesaikan. Di dalam rumah sakit, guna melaksanakan proses pelayanan untuk para pasien, maka rumah sakit dibagi menjadi beberapa unit. Untuk membantu Anda mengenal apa saja unit pelayanan yang ada di rumah sakit, berikut ini garis besar 5 unit pelayanan yang ada di rumah sakit Unit Medis Tentunya unit medis adalah unit yang terdepan dalam hal pelayanan rumah sakit, pada saat Anda datang ke rumah sakit untuk berobat maka tentunya unit medis ini adalah unit pelayanan rumah sakit yang akan Anda datangi. Unit medis ini terdiri dari beberapa bagian. Pertama, ada bagian poliklinik yang merupakan unit perawatan kesehatan yang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan ranah penyakit pasien, seperti misalnya poliklinik penyakit dalam, poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik kulit dan sebagainya. Kemudian ada bagian UGD yang merupakan unit medis yang khusus menangani pasien yang memerlukan tindakan dengan segera karena keadaan yang darurat. Selain itu ada juga bagian ruang operasi, ruang dokter, laboratorium klinis, gudang medis, ruang tunggu pasien, radiology, rehabilitasi, pathology dan fisioterapi. Satu bagian unit medis yang menangani banyak hal ini tentunya tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya sistem manajemen rumah sakit yang menunjangnya, oleh karena itu kini digunakan SIMRS untuk setiap rumah sakit agar bisa menangani dan mengelola data serta berbagai macam hal yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit. Unit Rawat Inap Dalam unit rawat inap ini maka berkaitan dengan seluruh kebutuhan pelayanan untuk pasien yang dirawat inap di rumah sakit tersebut. Unit rawat inap ini terdiri dari rawat medis, ruang obat, ruang tidur, konsultasi, nurse station dan pantry. Semua bagian tersebut saling membantu untuk memberikan pelayanan yang baik bagi pasien selama dirawat inap di rumah sakit tersebut. Pada unit rawat inap ini juga membutuhkan SIMRS untuk mengelola data pasien yang dirawat inap di rumah sakit itu, karena pasien rawat inap biasanya juga dibagi-bagi berdasarkan diagnosanya, misalnya pasien rawat inap dari bagian kandungan biasanya disatukan dalam satu ruangan rawat inap yang sama. Maka dari itu banyak data yang juga harus dikelola dengan baik di unit rawat inap ini. Unit Keperawatan Lalu ada juga unit keperawatan yang berkaitan dengan farmasi, rekam medis, ruang perawat, perawatan poliklinik dan lain sebagainya. Unit keperawatan juga sama pentingnya dengan dua unit sebelumnya dalam melayani pasien, justru biasanya perawat yang ada di rumah sakit jumlahnya jauh lebih banyak daripada dokternya, karena tugas perawat selain membantu dokter dalam memeriksa pasien juga bertugas untuk membantu serta mengawasi pasien selama masa perawatan di rumah sakit tersebut. Sebelum ditangani oleh dokter yang bertugas, biasanya pasien akan bertemu dengan perawat terlebih dulu untuk pengecekan dasar kesehatan tubuh seperti misalnya tensi darah. Unit Administrasi Selain urusan yang berkaitan dengan kesehatan pasien secara langsung, di sebuah rumah sakit tentunya ada juga unit administrasi yang mengurusi masalah administrasi yang berkaitan dengan rumah sakit, berikut pengelolaan keuangan rumah sakit, data pasien, data staff, arsip, pendaftaran dan lain sebagainya. Di dalam unit administrasi ini juga sangat diperlukan adanya SIMRS untuk bisa mengelola data rumah sakit yang begitu banyak dengan lebih baik. Unit House Keeping Dan Teknis Sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat maka tentunya kebersihan dan kelancaran kinerja rumah sakit menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Maka dari itu unit house keeping dan teknis ini tidak bisa dikesampingkan dari berjalannya proses pelayanan rumah sakit. Unit house keeping dan teknis ini terdiri dari gudang ambulance, gudang umum, mekanikal, elektrikal, ruang serbaguna, laundry, cleaning service dan engineering. Share Salahsatu ruang atau instalasi layanan di rumah sakit adalah khusus untuk bayi. Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive C are Unit) adalah ruang perawatan intensif untuk bayi (sampai usia 28 hari) dan anak-anak yang memerlukan pengobatan dan perawatan khusus, guna mencegah dan mengobati terjadinya kegagalan
Rumah sakit sebagai garda terdepan dalam menyediakan layanan kesehatan harus memberikan pelayanan terbaiknya. Namun, faktanya hampir seluruh rumah sakit di dunia mengalami masalah panjangnya waktu tunggu untuk mendapatkan layanan kesehatan. Meski begitu, digitalisasi dan perkembangan teknologi yang ada menghadirkan solusi untuk mengatasi hal tersebut dengan penggunaan sistem. Salah satunya Sistem Manajemen Rumah Sakit dari HashMicro untuk mengefisiensikan pengelolaan administrasi dan pelayanan rumah sakit dengan satu sistem terintegrasi. Untuk mengetahui lebih lanjut, unduh skema perhitungan harga Software Rumah Sakit dari HashMicro. Masih sering kita dengar kabar mengenai permasalahan pasien yang menunggu lama karena pengelolaan administrasi rumah sakit yang berbelit-belit. Hal ini tentu akan merugikan untuk pasien maupun rumah sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan. Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja yang menyebabkan terjadinya hal tersebut dan bagaimana solusi mengatasinya, simak artikel berikut ini. Baca Juga Manfaat Utama Sistem ERP Kesehatan Mengidentifikasi Permasalahan Pelayanan Rumah Sakit yang Terlalu Lama Menurut survei yang dilakukan The Malay Mail, pada tahun 2017 terdapat statistik mengejutkan yang berasal dari persepsi masyarakat mengenai masa tunggu pelayanan rumah sakit. Tercatat, 26% responden menyayangkan proses pelayanan rumah sakit yang terlalu lama. Kompleksnya kegiatan manajemen rumah sakit, telah menghadirkan banyak tantangan yang harus dihadapi oleh pengelola rumah sakit saat memberikan pelayanan terbaik untuk pasien. Tidak jarang, banyak rumah sakit yang mengalami kesulitan dalam mengelola berbagai kegiatan operasionalnya karena masih menggunakan sistem rumah sakit yang konvensional. Hal tersebut tentu akan menghambat proses pengurusan administrasi rumah sakit yang mengakibatkan pelayanan menjadi kurang maksimal. Selain itu, masih banyak rumah sakit yang tidak merangkul Software Manajemen Rumah Sakit dalam menjalankan aktivitasnya. Berikut ini adalah beberapa permasalahan umum terjadinya permasalahan pada pelayanan rumah sakit Pengolahan data masih manual Mengingat pasien yang selalu berdatangan setiap saat, rumah sakit sebagai penyedia layanan kesehatan haruslah menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pasien. Akan menjadi sulit apabila pengolahan datanya dilakukan secara manual setiap harinya. Sayangnya masih banyak rumah sakit yang melakukannya secara manual. Apabila hal ini terus dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi keberlangsungan rumah sakit yang harus secara sigap memberikan pelayanan kepada pasien. Data antar departemen tidak terintegrasi Setiap Rumah Sakit tentu memiliki beberapa departemen yang menangani urusan yang berbeda. Berbagai perbedaan urusan yang ditangani oleh setiap perbedaan tentu akan menyulitkan pihak manajemen untuk menggabungkan datanya. Data yang ter-input ke dalam manajemen haruslah tersinkron dan terintegrasi satu sama lain. Dengan begitu, pelayanan rumah sakit menjadi lebih cepat dan optimal. Risiko data hilang Berbagai proses administrasi rumah sakit yang berbelit-belit dan manual tentu akan meningkatkan risiko terjadinya kehilangan data. Berbagai dokumen kertas mulai dari rekam medis, resep dokter dan lainnya tentu akan membutuhkan gudang yang besar untuk menyimpannya dan juga waktu yang panjang dalam mencarinya. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa pelayanan rumah sakit menjadi lambat. Karena masih banyaknya dokumen yang bersifat paper-based. Format laporan RS yang kaku Telah banyak rumah sakit yang telah berdiri sejak lama sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Telah banyak rumah sakit tersebut, yang sudah meninggalkan cara konvensional dalam membuat pelaporannya. Format pelaporan rumah sakit yang kaku tentu akan menyulitkan proses administrasi karena pembuatannya secara manual. Hal ini tentu akan menghambat proses migrasi data dari satu departemen ke departemen lainnya. Pada akhirnya, hal tersebut juga akan menghambat pelayanan rumah sakit. Baca Juga Manfaat Software Rumah Sakit untuk Digitalisasi Pelayanan Kesehatan Penggunaan Software Rumah Sakit untuk Mempermudah Pengelolaan Rumah Sakit Lengkapi Form Berikut Ini dan Dapatkan Demo Software HashMicro GRATIS! Seiring dengan berkembangnya teknologi, berbagai pengembangan sistem informasi hadir untuk memberikan layanan terbaik bagi pasien. Saat ini, telah muncul berbagai Sistem Informasi Rumah Sakit SIMRS untuk membantu mendukung berbagai alur kerja rumah sakit yang berkaitan dengan pelayanan rumah sakit dan informasi pasien dalam cara yang mudah dan efisien. SIRS menjadi garda terdepan dalam memberikan saran komunikasi yang berkualitas antar departemen di rumah sakit. Dengan hadirnya SIRS, kini berbagai rumah sakit telah terbantu untuk mendigitalisasi berbagai kegiatan. HashMicro sebagai salah satu penyedia layanan ERP terbaik di Indonesia dan Singapura, telah mengembangkan Software Rumah Sakit sebagai solusi modern dalam mengatasi berbagai tantangan dalam pemberian layanan kesehatan saat ini. Berikut ini adalah beberapa fitur dan manfaat Sistem Informasi Rumah Sakit dari HashMicro yang dapat menjadi solusi pengelolaan pelayanan rumah sakit, antara lain Billing system Dengan adanya fitur billing system memastikan rumah sakit memiliki sistem keuangan dan akuntansi yang terpadu dalam mengelola berbagai kegiatan keuangan dari seluruh departemen. Fitur ini tentu dapat memudahkan para manajemen dalam mengelola seluruh transaksi atau pencatatan secara real-time dan akurat. Selain itu, seluruh arus kas akan tercatat secara otomatis dalam mekanisme pembukuan sehingga dapat mempermudah pembuatan laporan keuangan. Medical record Himpun seluruh rekam medis pasien dalam sebuah platform online yang sudah tersimpan aman dalam server cloud terintegrasi yang terintegrasi manajemen database PostgreSQL, yang menjamin keamanan dan kinerja data secara efisien yang dapat diskalakan untuk banyak pengguna secara bersamaan. Fitur ini akan mengurangi risiko kehilangan data dan terjadi duplikasi rekam medis pasien. Clinical management database Tingkatkan pelayanan pasien dalam sebuah database yang terhubung dengan dokter melalui platform yang aman dan mudah digunakan. Fitur ini akan memastikan rumah sakit untuk meningkatkan fokusnya dalam memberikan perawatan dan hasil klinis yang maksimal kepada pasien. Selain itu, dokter dan rumah sakit dapat melihat bagaimana proses penanganan pasien secara terpadu dalam sebuah dasbor yang terpadu. Inventory management Otomatis Akan seluruh pengelolaan inventaris rumah sakit untuk mengoptimalkan persediaan dan informasi terkait jumlah kamar, stok obat-obatan dan seluruh kebutuhan rumah sakit. Fitur ini akan memastikan seluruh perpindahan stok dari satu departemen ke departemen lainnya dapat terlacak secara otomatis. Hal ini tentu akan mempermudah rumah sakit dalam mengelola inventarisnya secara optimal dan efisien. Manajemen administrasi Permudah seluruh kegiatan administrasi dengan menggunakan fitur manajemen administrasi mulai dari pendaftaran pasien, pencarian pasien rawat inap, monitor antrian pasien, rujukan BPJS, pengelolaan asuransi dan kegiatan administrasi lainnya. Permudah koordinasi dan kolaborasi antar departemen dalam sebuah manajemen administrasi yang terpadu agar setiap pegawai dari antar tim dapat berkomunikasi secara real-time dan terpusat. Baca Juga Mengenal Pentingnya SIMRS bagi Pelayanan Rumah Sakit Kesimpulan Berbagai kemudahan akan Anda dapatkan setelah mengimplementasikan software rumah sakit. Pemanfaatan sistem informasi rumah sakit tentu akan mempermudah pihak manajemen rumah sakit dalam mengelolanya, termasuk pelayanan rumah sakit. Segera tinggalkan kegiatan manajemen rumah sakit yang konvensional dan beralih menggunakan Software Rumah Sakit terbaik untuk mendigitalisasikannya. Solusi Software Rumah Sakit dari HashMicro telah terintegrasi dengan berbagai modul penunjang seperti sistem akuntansi, manajemen inventory, manajemen aset, procurement dan sistem lainnya. Sehingga seluruh data, baik medis maupun non-medis dapat terkendali dan terolah secara akurat dan tepat. Untuk mengetahui besar pengeluaran saat mengimplementasikannya, Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga Software Rumah Sakit terlebih dahulu. Segera jadwalkan demo dan rasakan manfaatnya! Tertarik Mendapatkan Tips Cerdas Untuk Meningkatkan Efisiensi Bisnis Anda? Jessica Wijaya writer with a passion for business, technology and innovation. Always writing with the goal of creating thought provoking contents that are helpful for the masses.
Bisniscom, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, cakupan pelayanan program keluarga berencana (KB) di rumah sakit belum sesuai harapan, bahkan terjadi penurunan.. Untuk itu dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan KB di rumah sakit, maka dibuat berbagai terobosan dan inovasi dalam bentuk revitalisasi Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS).

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit – Rumah sakit menjadi salah satu badan pelayanan umum dimana mewajibkan memiliki sebuah apa itu yang dinamakan dengan Standar Pelayanan Minimal SPM. Standar pelayanan minimal sendiri bisa dilihat dari tiga sudut pandang sudut pandang tersebut yaitu dari peraturan perundang-undangan, pelayanan kesehatan dan pelayanan rumah sakit sebagai pelayanan publik, serta sebagai konsekuensi dari perubahan kelembagaan rumah sakit menjadi badan layanan Pelayanan Minimal Rumah Sakit TerbaruStandar Pelayanan Minimal Rumah SakitKomponen Standar Pelayanan MinimalNah pada kesempatan kali ini akan menyampaikan sebuah informasi mengenai standar pelayanan minimal rumah sakit yang ada di Indonesia. Mungkin informasi ini bisa membantu dan menambah wawasan anda bahkan cukup penting untuk di pelayanan minimal sendiri nantinya akan diterapkan oleh peraturan perundang-undangan mengenai otonomi daerah. Sehingga nantinya bisa menjamin akuntabilitas daerah maka perlu di susunnya standar pelayanan minimal menjamin standar pelayanan minimal di bidang kesehatan maka dengan itu diterbitkan Kepmenkes Nomor 129 tahun 2008 tentang pedoman penetapan standar pelayanan minimal. Dengan begitu di setiap RS di Indonesia memiliki standar minimal yang harus di terapkan agar bisa menjadi badan layanan umum yang siap memberikan pelayanan terbaik terhadap warga Pelayanan Minimal Rumah SakitUntuk standar minimal pelayanannya sendiri sudah di jelaskan jika terdapat pada Kepmenkes Nomor 129 Tahun 2008 dimana mencantumkan jika mutu pelayanan dasar merupakan urusan wajib daerah dalam memberikan pelayanan yang di dapat oleh warganya. Nah untuk pelayanan minimal rumah sakit memiliki jenisnya sendiri-sendiri, berikut jenis pelayanan rumah sakit yang minimal wajib ada di rumah sakit meliputi sepertiPelayanan gawat rawat rawat laboratorium patologi rehabilitasi transfusi keluarga rekam administrasi mobil pemulasaraan pemeliharaan sarana rumah pengendalian Standar Pelayanan MinimalTidak hanya itu saja, dalam komponen sebuah Standar Pelayanan Minimal SPM, juga nantinya akan ada komponen lainnya yang akan memperlancar dan menjadi Standar Pelayanan Minimal tertentu. Nah komponen tersebut meliputiIndikator pencapaian Standar Pelayanan dari sisi lain seperti standar pelayanan yang sudah standar kebutuhan pelayanan dimana di sesuaikan dengan jenis Standar Pelayanan sebuah rencana pencapaian target Standar Pelayanan jawab kinerja Standar Pelayanan Minimal, dimana akan disesuaikan dengan jenis menentukan standar minimal RS ini nantinya kepala daerah juga ikut bertanggungjawab atas penyelenggaraan standar pelayanan minimal yang telah dikoordinasikan. Dimana nantinya juga di koordinasikan dengan dinas kesehatan untuk memastikan bahwa standar pelayanan minimal telah ditetapkan dan juga sudah berjalan seperti itu saja yang bisa sampaikan untuk anda mengenai standar minimal sebuah rumah sakit, selain itu dalam standar minimalnya juga perlu menentukan tipe rumah sakitnya. Semoga informasi mengenai standar pelayanan minimal RS ini bisa bermanfaat dan berguna bagi semua yang membutuhkannya atau sebagai tambahan pengetahuan saja.

StandarMinimal Rawat Jalan. Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan adalah sebagai berikut: Ø Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter spesialis. Ø Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak Tidak DitemukanRupanya kami tidak dapat menemukan hal yang sedang Anda cari. Cobalah pada pencarian. Cari untuk VisiRumah Sakit Budi Kemuliaan. Rumah sakit yang menjadi model pelayanan berbasis nilai yang mengutamakan kepentingan pasien di tingkat nasional dengan unggulan di bidang kesehatan reproduksi melalui penerapan tata kelola yang baik pada 2022. Misi Rumah Sakit Budi Kemuliaan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Analisis Sistem Pelayanan Rekam Medis di RSUP Dr. Kariadi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti. Pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini Menunjukan bahwa RSUP Dr. Kariadi sudah mempunyai Standar Operasional Pelayanan tertulis tentang pelayanan dan Pengelolaan Rekam Medis berdasarkan surat keputusan Direktur RSUP Dr. Kariadi. Kepatuhan para petugas medis dalam hal ini para dokter penanggung jawab masih kurang dikarenakan kesibukannya, sehingga masih ada yang belum mengisi secara lengkap dokumen rekam medis, masih ada yang terlewat atau terlupa dalam mengisi, misalnya, tanda tangan, tanggal, jam dan diagnose yang lengkap dikarenakan tulisan yang kurang terbaca. Hal tersebut masih harus terus diingatkan oleh petugas rekam medis yang bertugas di ruangan rawat inap, dalam hal ini adalah Penanggung Jawab Rekam Medis PJRM. Masih kurangnya komputer bagi PJRM, serta ruangan penyimpanan dokumen yang masih terbatas masih menjadi kendala, PJRM harus menunggu giliran dalam menggunakan computer memasukan data, menganalisa, melakukan koding, di ruang perawatan. Begitu juga tempat menyimpan dokumen yang masih kurang dikarenakan rekam medis masih manual, dan jumlah pasien yang semakin hari bertambah banyak. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jul-Des Analisis Sistem Pelayanan Rekam Medis Rawat Inap di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2016 Nur Fadilah Dewi 1 dan Karmelia Agustina 2 Prodi Perumahsakitan, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, Depok1 Kesehatan KOSTRAD2 email dewifadilah08 Diterima 15 Agustus 2017 Layak Terbit 19 Desember 2017 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Analisis Sistem Pelayanan Rekam Medis di RSUP Dr. Kariadi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, untuk mengetahui gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti. Pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil Penelitian ini Menunjukan bahwa RSUP Dr. Kariadi sudah mempunyai Standar Operasional Pelayanan tertulis tentang pelayanan dan Pengelolaan Rekam Medis berdasarkan surat keputusan Direktur RSUP Dr. Kariadi. Kepatuhan para petugas medis dalam hal ini para dokter penanggung jawab masih kurang dikarenakan kesibukannya, sehingga masih ada yang belum mengisi secara lengkap dokumen rekam medis, masih ada yang terlewat atau terlupa dalam mengisi, misalnya, tanda tangan, tanggal, jam dan diagnose yang lengkap dikarenakan tulisan yang kurang terbaca. Hal tersebut masih harus terus diingatkan oleh petugas rekam medis yang bertugas di ruangan rawat inap, dalam hal ini adalah Penanggung Jawab Rekam Medis PJRM. Masih kurangnya komputer bagi PJRM, serta ruangan penyimpanan dokumen yang masih terbatas masih menjadi kendala, PJRM harus menunggu giliran dalam menggunakan computer memasukan data, menganalisa, melakukan koding, di ruang perawatan. Begitu juga tempat menyimpan dokumen yang masih kurang dikarenakan rekam medis masih manual, dan jumlah pasien yang semakin hari bertambah banyak. Kata kunci Rekam medis, pelayanan bermutu, dokumen rekam medis Abstract ANALYSIS OF INTERMEDIATE MEDICAL RECORD SERVICES SYSTEM IN DR. KARIADI SEMARANG IN 2016. This research aims to describe the Analysis of Medical Record Service System in Dr. Kariadi. The method used is qualitative method, to know the clear picture about the problems studied. Data collection by observation, in-depth interviews, and documentation. The results of this study indicate that Dr. Kariadi already has written Service Operational Standard on service and Medical Record Management based on Director of Dr. Kariadi. Compliance of the medical officers in this case the doctors in charge is still less due to busy, so there are still not complete the medical record documents, there is still missing or forgotten in the filling, for example, signatures, dates, hours and complete diagnosis due to Unreadable writing. It should still be reminded by the medical recorder who served in the inpatient room, in this case is the Charge of Medical Record PJRM. The lack of computers for PJRM, as well as the limited space for document storage are still a constraint, PJRM must wait their turn in using computers to enter data, analyze, perform coding, in the treatment room. So also where the document is still less because the medical record is still manual, and the number of patients getting more days. Keywords Medical record, quality service, medical record document. PENDAHULUAN Undang undang No 44 tahun 2009 pasal 29 tentang rumah sakit, mengamanatkan tentang fungsi sosial rumah sakit yaitu memberi pelayanan kesehatan yang aman bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah 30 Nur Fadilah Dewi dan Karmelia Agustina Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 sakit, memberikan informasi yang benar jelas, dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien, menghormati dan melindungi hak hak pasien, serta menyelenggarakan rekam medis. Di tingkat internasional muncul kecenderungan untuk menggambarkan pelayanan yang berfokus pada pasien, lebih aman dan dilandasi perbaikan mutu pelayanan secara berkesinambungan. Standar akreditasi nasional versi 2012 harus merujuk kepada kecenderungan dan kriteria standar akreditasi internasional. Dengan demikian implementasi standar akreditasi tersebut dapat mendorong pemilik dan tenaga pelaksanaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang bermutu, terstandarisasi, dan dengan perhatian khusus pada keselamatan pasien. Salah satu hal yang menjadi perhatian dalam standar akreditasi ini antara lain kedisiplinan dalam pencatatan rekam medik, serta cara berkomunikasi dengan pasien. Sumber utama dari kegiatan administrasi kesehatan rumah sakit dimulai dari berkas catatan medis, rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainnya kepada pasien, hal ini merupakan cerminan kerjasama lebih dari satu orang tenaga kesehatan lainnya untuk menyembuhkan pasien. Bukti tertulis pelayanan dilakukan setelah pemeriksaan tindakan, pengobatan sehingga dapat dipertanggungjawabkan. rekam medis kesehatan harus diisi oleh tenaga kesehatan sebagaimana Permenkes menyatakan bahwa yang diwajibkan membuat rekam medis adalah dokter dan atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Dalam Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamneses, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Penyelenggaraan rekam medis adalah proses kegiatan yang dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya. Salah satu hal penting yang diatur dalam pengelolaan rekam medis di Rumah Sakit adalah kelengkapan pengisian dan jangka waktu pengembalian berkas rekam medis dari ruang perawatan, baik itu rawat jalan, rawat darurat maupun rawat inap. Khususnya untuk rawat inap dimana setiap orang yang dirawat inap rata-rata memerlukan waktu yang cukup lama, apalagi seorang pasien yang membutuhkan perawatan yang intensif, sangat diperlukan ketelitian, kecermatan, serta ketepatan dalam penyelenggaraannya. Pada dasarnya kelengkapan pengembalian berkas rekam medis yang tepat untuk dari ruang rawat inap merupakan salah satu hal yang menentukan mutu pelayanan rekam medis di Rumah Sakit, karena menyangkut efisiensi penggunaan waktu dan tenaga. Kelengkapan pengisian dan pengembalian berkas rekam medis yang sudah lengkap diisi dari ruang rawat inap setelah pasien keluar dari rumah sakit hidup/ meninggal. Tujuan dari rekam medis itu sendiri yaitu untuk tercapainya nilai standar rekam medis, dan menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tujuan yang yang ingin dicapai dalam menggerakkan fungsi dokumen rekam medis yaitu terekamnya informasi yang cukup dan akurat tentang data sosial pasien, pemeriksaan penunjang, pengobatan dan lain-lain untuk mencapai kesembuhan/ kesehatan pasien sehingga informasi dokumen rekam medis tersebut dipakai sewaktu-waktu jika pasien membutuhkan kembali. Kegunaan rekam medis mempunyai beberapa aspek, antara lain aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek keuangan, aspek penelitian, pendidikan, dokumentasi. Anny I, 2006. Masalah Penelitian Dengan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran input pengelolaan peningkatan dan sistem pelayanan rekam medis. Bagaimana gambaran proses dalam pengelolaan dan system pelayanan rekam medis. Bagaimana gambaran output dalam pengelolaan dan system pelayanan rekam medis. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan secara mendalam input, yaitu, Man, kecukupan jumlah dan kualifikasi serta pengetahuan petugas rekam medis, tenaga medis, paramedis dan petugas penunjang medis, Money Sumber pendanaan, Methode prosedur dalam pengisian/ SOP, Machine Sarana dan prasana. Analisis Sistem Pelayanan 31 Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 Manfaat Penelitian Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan literature mengenai pengelolaan rekam medis, kelengkapan pengisian dan bagaiman sebuah rumah sakit Dr. Karyadi yang merupakan tipe A mampu mengembalikan berkas rekam medis dengan tepat waktu yaitu 1X24 jam. Bagi Rumah Sakit, diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa memberikan masukan kepada rumah sakit dalam pengelolaan rekam medis dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Rekam Medis Secara sederhana dapat dikatakan bahwa rekam medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan dan catatan segala kegiatan para pelayanan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu Hanafiah dan Jusuf, 1999. Catatan ini berupa tulisan maupun gambar, dan belakangan ini pula berupa rekaman elektronik seperti computer, microfilm dan rekaman suara. Rekam medis adalah berkas yang berisikan yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien Permenkes no. 269, 2008. Tujuan Rekam Medis Terekamnya informasi yang cukup dan akurat tentang data sosial pasien, pemeriksaan penunjang, pengobatan dan lain-lain untuk mencapai kesembuhan/ kesehatan pasien sehingga informasi dokumen rekam medis tersebut dipakai sewaktu-waktu jika pasien membutuhkan kembali. Kegunaan Rekam Medis Rekam medis mempunyai beberapa aspek kegunaan antara lain aspek administrasi, aspek medis, aspek hukum, aspek keuangan, aspek penelitian, dan aspek pendidikan serta aspek dokumentasi Isfandyarie, 2006. Isi Rekam Medis Menurut permenkes No. 269/MenKes/Per/III/2008 pasal 3 menyebutkan isi rekam medis yaitu; identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil anamnesa, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis, diagnosis, rencana enatalaksaan, pengobatan dan atau tindakan, Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, untuk pasien gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan persetujuan tindakan bila diperlukan. Pencatatan Rekam Medis Pencatatan rekam medis dilakukan dengan menggunakan kartu-kartu. Tetapi pada beberapa rumah sakit modern kartu ini berbentuk lembar kerja worksheet komputer. Kartu ini biasa disebut kartu indeks, terdiri atas dua jenis yaitu kartu indeks utama dan kartu indeks khusus atau tambahan. Kartu Indeks Utama Pasien KIUP adalah salah satu cara untuk menunjang kelancaran pelayanan terhadap pasien, karena bila pasien tidak membawa kartu berobat maka KIUP dapat dipakai untuk mencari data pasien yang diperlukan Kegiatan pencatatan rekam medis dilakukan setelah pasien menerima pelayanan medis. Rekam medis harus segera dibuat dan dilengkapi seluruhnya oleh dokter, perawat, bidan dan tenaga medis Depkes RI, 1989. Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya rekam medis diisi dalam waktu 1X24 jam. Semua pencatatan harus dibubuhi tanda tangan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya dan menuliskan nama jelas dan diberi tanggal. Adapun pihak dari rumah sakit yang berhak membuat atau mengisi rekam medis yaitu Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang melayani pasien di rumah sakit, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik, tenaga paramedik perawat dan non perawat yang langsung terlihat didalam antara lain perawat, perawat gigi, bidan, tenaga laboratorium klinik, gigi, anestesi, penata rontgent, rehabilitasi medis dan lainnya, dalam hal dokter luar negeri melakukan alih teknologi kedokteran yang berupa tindakan atau konsultasi kepada pasien, yang membuat rekam medisnya adalah dokter yang ditunjuk oleh direktur rumah sakit. Tanggung Jawab Dokter yang Merawat Rumah sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Sebagai bukti pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit adalah data yang ada dalam rekam medis. Berkas rekam medis adalah milik rumah sakit dan berguna bagi pasien, dokter, maupun bagi rumah sakit. Tanggung jawab terhadap rekam medis merupakan tanggung jawab bersama antara dokter, petugas bagian rekam medis, staff medik, pimpinan rumah sakit, dan komite rekam medis Depkes, Ditjen Yanmed, 2006. 32 Nur Fadilah Dewi dan Karmelia Agustina Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 Kerangka Konsep Gambar 1. Analisis Sistem Pelayanan Rekam Medis Rawat Inap Di RSUP. Dr. Kariadi Semarang Kelengkapan Pengisian Resume Rekam Medis Permenkes no. 269/MENKES/PER/III/2008, Bab II pasal 4 disebutkan bahwa Resume medis/ Ringkasan pulang sebagaimana diatur dalam pasal 3 ayat 2 harus dibuat oleh dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan, Isi ringkasan pulang sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri dari identitas pasien, diagnose masuk dan indikasi pasien dirawat, ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnosis akhir, pengobatan dan tindak lanjut, terapi utama yang diberikan saat di rumah sakit, diagnose utama, diagnose morfologi, diagnose sekunder, prosedur yang dilakukan, kondisi pulang, obta yang dibawa, perawatan selanjutnya, edukasi pasien, dan nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi DPJP yang memberikan pelayanan kesehatan. Selain kelengkapan rekam medis juga dalam hal pengembalian berkas rekam medis tepat waktu. Ketepatan pengembalian rekam medis akan membantu bagian-bagian fungsional rumah sakit yang bersangkutan. Keterlambatan pengembalian berkas rekam medis dapat menyebabkan hilangnya berkas rekam medis dan mempersulit bagian-bagian fungsional rumah sakit. Tujuan Penelitian Untuk mendapatkan informasi mendalam input, yaitu, Man, kecukupan jumlah dan kualifikasi serta pengetahuan petugas rekam medis, tenaga medis, aramedic dan petugas penunjang medis, Money Sumber pendanaan, Methode prosedur dalam pengisian/ SOP, Machine Sarana dan prasana. METODOLOGI Penelitian dilakukan pada ruang rawat inap dan instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi Semarang, dilaksanakan pada bulan Januari–Maret. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari beberapa informan dan informan kunci melalui wawancara mendalam. Peneliti akan menggunakan pedoman wawancara dan melakukan pendokumentasian dengan menggunakan recorder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen dan literature seperti pedoman pelayanan rekam medis, renstra instalasi rekam medis Tahun 2015–2019, profil RSUP. Dr. Kariadi, serta indikator mutu RSUP Dr. Kariadi. Metode pengumpulan data dengan melakukan Wawancara mendalam In-depth Interview dan pengamatan observation. Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Emzir, 2012. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan melakukan trianggulasi sumber, metode, dan teori. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Informan Penelitian dilakukan dengan metode observasi, dan wawancara mendalam. Informan dalam penelitian ini terdiri dari kepala instalasi rekam medis, dokter penanggungjawab pelayanan, perawat, kepala ruangan, coordinator administrasi umum dan SDM, penanggung jawab sarana dan prasarana, serta penanggung jawab rekam medis atau PJRM, informan dipilih berdasarkan dengan pertimbangan tertentu yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan dalam penelitian. Berdasarkan observasi dan pencarian informan yang dilakukan peneliti berhasil memperoleh informasi yang diharapkan. Sumber Daya Manusia Informasi yang diperoleh peneliti mengenai sumber daya rekam medis adalah mempunyai pendidikan D3 rekam medis dan sudah memenuhi kualifikasinya. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam setiap kegiatan organisasi. Sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja manusiawi agar Proses pelayanan rekam medis - SDM - Dana - Sarana dan Prasarana - SOP Kebijak an - Kepatuhan terhadap pengisian rekam medis Sesuai SOP - Pengecek an kelengkapan rekam medis - Review rekam medis - Kelengkapan rekam medis pasien rawat inap - Pengemba lian rekam medis yang tepat waktu Analisis Sistem Pelayanan 33 Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 potensi yang dimiliki berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Dr. Kariadi pihak-pihak yang melakukan pengisian dan penayangan kelengkapan berkas rekam medis rawat inap mulai dari assessment awal pasien masuk, sampai pasien selesai perawatan adalah penanggung jawab rekam medis, tenaga medis dalam hal ini dokter, tenaga para medis perawatan. Tenaga para medis yang berwenang membuat/mengisi lembaran rekam medis adalah Registered Nurse, License Practical Nurse, dan Nurseis Arde Huffman, 1994. Sedangkan menurut DepKes RI,2007 tenaga medis yang membuat/mengisi rekam medis adalah dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dokter gigi spesialis, dokter tamu yang merawat pasien di rumah sakit, residen yang sedang melaksanakan kepaniteraan klinik, dan dokter luar negeri yang ditunjuk oleh Direktur Rumah Sakit. Dana Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informasi instalasi rekam medis, petugas rekam medis, dokter penanggung jawab pelayanan dan perawat penanggung jawab pelayanan, bahwa sumber pendanaan untuk pelayan rekam medis tidak diperlukan. Di dalam pendanaan rumah sakit terdapat dua rekening yaitu yang pertama adalah rekening penerimaan, dan kedua rekening pengeluaran, Semua yang dibutuhkan yang berkaitan dengan rekam medis setiap bulannya adalah berdasarkan pengajuan kepada pihak rumah sakit, termasuk dokumen-dokumen yang rutin setiap bulannya dicetak untuk memenuhi pelayan rekam medis terhadap pasien setiap harinya, hal tersebut terdapat di rekening pengeluaran. Sedangkan hasil klaim, maupun hasil dari pendapatan yang didapat dari biaya administrasi pasien, itu dimasukkan ke dalam rekening penerimaan. Sarana System pelayanan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit ini masih manual, oleh karena itu dibutuhkan ruang penyimpanan dokumen yang besar dan setiap harinya pasien yang berobat di rawat jalan maupun rawat inap terus meningkat. Kendala saat ini adalah saran penyimpanan dokumen atau file rekam medis yang masih kurang. Sarana dan prasarana untuk menunjang kelengkapan dokumen rekam medis masih kurang, tempat penyimpanan dokumen in entry, komputer bagi PJRM untuk menganalisa dokumen rekam medis, masih kurang serta ruang untuk PJRM sendiri di ruang rawat inap belum ada, masih bercampur dengan ruang perawatan. Menurut Shofari B 2005 dalam sistem penyimpanan rekam medis Filling system ada dua cara penyimpanan berkas dalam penyelenggaraan rekam medis yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan – catatan kunjungn poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien di rawat. Penggunaan sistem sentralisasi memiliki kelebihan dan juga kekurangannya. Kelebihan dari system ini adalah mengurangi duplikasi, jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan, tata kerja dan kegiatan pencatatan medis mudah untuk distandarisasikan, peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan dan mudah untuk menerapkan system unit record. Kekurangnnya adalah petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan inap, tempat penerimaan pasien harus 24 jam. Desentralisasi adalah pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis penderita dirawat. Berkas rekam medis rawat jalan dan rawat inap disimpan tempat penyimpanan yang terpisah. Kebihannya, efisiesi waktu, sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat, dan beban kerja yang dilaksanakan lebih ringan. Kekurangannya, terjadi duplikasi dalam perubahan rekam medis dan biayan yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan lebih banyak. Kunci keberhasilan dari pelayanan dengan kualitas teknis yang baik adalah dengan melakukannya secara baik. Secara terus menerus dalam berbagai keadaan dan sedapat mungkin untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan sarana dan prasarana baik, tenaga yang trampil, serta melakukan monitoring berkala. Aditama, 2002. SOP Tenaga medis dalam hal ini DPJP dan perawat serta petugas rekam medis harus selalu berpedoman kepada kebijakan Direktur Umum RSUP Dr. Kariadi Semarang No. Kp. 0802/ tentang dijelaskan bahwa Setiap dokter atau dokter gigi dan tenaga kesehatan tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien dan wajib membuat rekam medis, rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan, pembuatan rekam medis dilaksanakan melalui percatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, setiap pencatatan entry kedalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu tanggal dan jam dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau teanga kesehatan tertentu perawat, bidan, fisio terapis, nutrisiomis, dan lain-lain yang memberi pelayanan kesehatan set langsung, penulisan berkas rekam medis yang dilakukan oleh asisten DPJP harus dilakukan verifikasi oleh DPJP harus dibaca dan ditanda 34 Nur Fadilah Dewi dan Karmelia Agustina Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 tangani oleh DPJP dalam waktu kruang dari 24 jam, dalam hal terjadi kesalahan penulis pada rekam medis dapat dilakukan pembetulan. Pembetulan hanya dapat dilakukan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi dengan paraf dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan, dokter, dokter gigi dan atau tenaga kesehatan tertentu bertanggung jawab atas catatan dan atau dokumen yang dibuat pada rekam medis, rumah sakit wajib menyediakan formulir rekam medis, ruang pelayanan, rekam medis, ruang pengolahan rekam medis, ruang penyimpanan rekam medis, komputer untuk mengolah data rekam medis dan lain-lain. Kepatuhan dalam pengisian kelengkapan rekam medis. Kepatuhan dalam Pengisian Kelengkapan Rekam Medis Berdasarkan informasi yang didapat peneliti sebagian besar menyatakan bahwa para dokter sudah mulai patuh dalam mengisi kelengkapan rekam medis, tetapi ada sebagian kecil informan yang menyatakan bahwa dokter-dokter belum mematuhi kelengkapan pengisian rekam medis dikarenakan kesibukan mereka, biasanya ada yang terlupakan saat dikembalikan. Usaha yang dilakukan oleh rumah sakit agar para dokter lebih mematuhi dalam pengisian kelengkapan, adalah dengan terus menerus memberikan sosialisasi betapa pentingnya kelengkapan dalam pengisian rekam medis. Dokter yang masih belum bisa mengisi rekam medis diberi pelatihan, dokter tersebut diajarkan bagaimana mengisi rekam medis dengan baik dan benar dan bila masih ada juga yang belum mematuhi, maka akan di beri tindak lanjut, yaitu dengan melaporkan ke direktur rumah sakit oleh kepala instalasi rekam medis dan dokter tersebut dipanggil dan di tangani langsung oleh direktur rumah sakit, untuk diberi teguran dan arahan, dan juga dilakukan penahanan terhadap jasa medis yang diberikan setiap bulannya. Rekam medis yang lengkap dan akurat dapat digunakan sebagai referensi pelayanan kesehatan dasar hukum medico legal, menunjang informasi untuk meningkatkan kualitas rekam medis dan dapat dijadikan dasar menilai kinerja rumah sakit Depkes RI, 2006. Pengecekan Dokumen Rekam Medis Informasi yang didapatkan dari wawancara mendalam yang dilakukan peneliti, sebagian besar menyatakan bahwa pengecekan rekam medis dilakukan oleh penanggung jawab rekam medis, yang keberadaannya dimulai pada tahun 2015, sejak saat itu pengembalian rekam medis meningkat secara signifikan. Dalam menata berkas rekam medis rawat inap harus memperhatikan urutan sebagai berikut Tahap pertama identitas pasien + lembar hak kuasa + surat/dokumen pengantar. Tahap kedua catatan pemeriksaan medis termasuk catatan kelompok dokter yang diikuti dengan catatan kelompok perawat. Tahap ketiga tiga jenis hasi-hasil pemeriksaan penunjang medis laboratorium, radiologi, copi resep ditutup dengan resume pasien/laporan kematian Hatta 1993. Dari hasil wawancara mendalam maupun pengamatan yang dilakukan bahwa pengecekan berkas rekam medis dilakukan oleh penanggung jawab rekam medis atau PJRM. PJRM adalah seorang petugas profesional yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan analisis kuantitatif dan kualitatif dokumen rekam medis pulang rawat inap. Hasil kerja dari seorang PJRM adalah laporan kelengkapan isian berkas rekam medis pulang rawat inap, laporan evaluasi bulanan kelengkapan dan pengembalian dokumen rekam medis rawat inap, laporan daftar pasien pulang rawat inap per-bangsal Review Rekam Medis Review yang telah dilakukan pihak rumah sakit, peneliti memperoleh informasi bahwa review dilakukan setiap 3 bulan sekali, dan review dilakukan oleh tim, tim beranggotakan semua pihak pelayanan yang terlibat. Review rekam medis tersebut dijadikan sebagai salah satu parameter perantara indikator mutualis Dr. Kariadi Semarang, maksud dan tujuan review rekam medis adalah mengetahui kualitas pengisian dokumen rekam medis di RSUP dr. Kariadi Semarang, mengetahui dokumen rekam medis yang paling banyak tidak terisi, mengetahui kendala pengisian rekam medis, mendeteksi ketidakterisian dan ketidak tepatan pengisian dokumen rekam medis dengan segera pada saat pasien masih dirawat atau maksimal 24 jam setelah pulang, sehingga dapat dilakukan perbaikan dengan segera. Metode Review Waktu revew Setiap 3 bulan sekali, tempat DRM pasien yang masih dirawat di SMF masing-masing, DRM pasien pulang diaula diklat Sample pasien yang dirawat 100 DRM 5 tiap SMF, Pasien yang sudah pulang 100 DRM 5 tiap SMF Reviewer staf media, tenaga perawat, profesional klinis terkait yang berwenang melakukan entri ke dalam catatan klinis pasien, petugas rekam medis/ PJRM. Analisis Sistem Pelayanan 35 Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 Alat review menggunakan “lembar review rekam medis sesuai standar akreditasi RS” yang menilai ketetapan waktu, kelengkapan dan keterbacaan. Proses penilaian pada isi catatan klinis yang diwajibkan Undang-undang atau peraturan Kelengkapan Rekam Medis Peneliti memperoleh informasi dari sebagaian besar informan bahwa kelengkapan dilakukan dengan bekerja sama antara dokter atau perawat dengan penanggung jawab rekam medis, bila ada yang belum lengkap diberi label warna yang di tempel di sisi bagian yang belum dilengkapi, sehingga dokter atau perawat tahu mana yang belum terlewat dan belum diisi. Dari hasil survey selama satu minggu dapat diketahui banyaknya pengembalian dokumen rekam medis yang tepat waktu dan sangat sedikit pengembalian dokumen rekam medis yang terlambat. Pengembalian Tepat Waktu Hasil wawancara mendalam dengan informan didapatkan bahwa pengembalian dokumen rekam medis adalah 1 x 24 jam, dokumen diselesaikan pada hari itu juga setelah pasien selesai perawatan. Pernyataan informasi berkaitan dengan pengendalian tepat waktu. PENUTUP KESIMPULAN Simpulan Penelitian Input Sumber Daya Manusia, dalam hal ini petugas rekam medis di RSUP Dr. Kariadi bekerja sesuai kualifikasinya dan rata-rata sudah memenuhi kompetensinya yaitu rata-rata pendidikan adalah D3 perekam medis. Dana, di Instalasi rekam medis RSUP Dr. Kariadi, tidak mempunyai dana sendiri dalam pengelolaannya, semua kebutuhan berdasarkan pengajuan kebutuhannya saja, semua dana melewati satu pintu, dan terbagi dalam dua rekening, yaitu rekening pemasukan, dan rekening pengeluaran. Rekening pemasukan, berisi dana yang berasal dari pembayaran dan administrasi dari pasien serta klaim dari pihak ketiga, sedang rekening pengeluaran, berisi dana dan yang dikeluarkan untuk memfasilitasi pembelian alat dan bahan yang di butuhkan oleh rumah sakit setiap hari, dan setiap bulannya. Sarana dan Prasarana, ruang penyimpanan untuk menyimpan dokumen rekam medis sangat penting karena jumlah pasien yang semakin meningkat, dan komputer bagi penanggung jawab rekam medis PJRM, dalam hal computer sedang di usahakan dan sudah di ajukan kepada pihak manajemen rumah sakit, sehingga kinerja PJRM bisa meningkat. SOP, terdapat kebijakan tertulis tentang pedoman pelayanan rekam medis di RSUP Dr. Kariadi, dalam bentuk standar prosedur operasional penyelenggaraan rekam medis, dari Direktur RSUP Dr. Kariadi. Proses Kepatuhan dalam pengisian kelengkapan rekam medis, diketahui masih ada dokter yang belum mematuhi dalam pengisian kelengkapan dokumen rekam medis, dikarenakan kesibukannya sehingga masih ada yang terlewat dalam pengisian dokumen, misalnya tanda tangan, jam, tanggal dan kadang tulisan yang tidak terbaca dalam pengisian diagnosa, namun dalam hal ini peran aktif PJRM dalam mengecek kelengkapan sangat penting dan sangat membantu, PJRM memberi label bagian yang belum dilengkapi, dan dokumen dikembalikan ke dokter yang bersangkutan untuk dilengkapi. Serta sosialisasi dan pelatihan yang terus menerus yang dilakukan oleh instalasi rekam medis, maka lambat laun kepatuhan para dokter semakin membaik dalam pengisian kelengkapan rekam medis. Pada perawatpun rata-rata sudah mematuhi dalam pengisian kelengkapan dokumen rekam medis. Pengecekan dokumen rekam medis Dilakukan oleh penanggung jawab rekam medis PJRM. PJRM ada sejak tahun 2015, dulu sebelum ada PJRM, yang ada hanya petugas TU saja dan rata rata berpendidikan hanya SMA, namun setelah adanya PJRM yang bertugas melakukan analisa kualitatif dokumen rekam medis rawat inap, yaitu kejelasan masalah dan diagnosis adanya hubungan yang jelas antara informasi dari pasien dengan tindakan yang dilakukan, serta konsistensi isi dokumen rekam medis, melakukan konfirmasi kepada dokter jika ada diagnosa/ tindakan yang kurang jelas atau belum tertulis pada lembar masuk keluar RM1. Review Rekam Medis Review dilakukan untuk membenahi dan sebagai pembelajaran dilakukan untuk ke ruangan-ruangan dokter, dokter SMF, dan perawat-perawat, sebagai sosialisasi dari rekam medis bagaimana semestinya yang harus dilakukan sesuai SOP yang berlaku di rumah sakit semua yang tertulis dalam pelayanan unit dalam review, yang dibentuk dalam tim review. Output Kelengkapan rekam medis dianalisa oleh PJRM, adanya kerjasama antara DPJP dengan PJRM, bila masih ada yang terlewat DPJP yang dihubungi di haruskan untuk melengkapi data yang 36 Nur Fadilah Dewi dan Karmelia Agustina Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 belum terisi, kelengkapan dokumen rekam medis sangat penting dalam kaitannya klaim ke pihak ketiga. Cash flow rumah sakit tergantung dari klaim, bila dokumen rekam medis yang sudah lengkap maka klaim pun dapat dilakukan dan berjalan dengan lancar. Pengembalian tepat waktu Pengembalian tepat waktu di RSUP Dr. Kariadi adalah 1 x 24 jam, dikarenakan kelengkapan pengisian yang sudah baik dan benar maka Pengembalian setelah pasien selesai perawatan, hal ini sudah tercapai dalam pengembalian 1x24 jam, walaupun kenyataannya didalam buku pedoman pelayanan rekam medis departemen kesehatan adalah 2 x 24 jam. Saran Untuk Rumah Sakit Menambah Sumber daya manusia dalam hal ini penanggung jawab rekam medis, mengingat jumlah pasien di rumah sakit semakin hari semakin meningkat, menambah sarana dan prasarana bagi PJRM untuk lebih meningkatkan kinerjanya sebagai petugas rekam medis, memberikan pelatihan tentang kelengkapan rekam medis tidak hanya kepada petugas rekam medis tetapi juga kepada dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pasien, bagaimana menulis dan melengkapi rekam medis yang baik dan benar, memberikan sangsi yang tegas bila masih ada dokter atau perawat yang masih belum bisa melengkapi berkas rekam medis dengan melakukan pemotongan terhadap jasa medis. Untuk Pemerintah Memberikan kesempatan perekam medis untuk melanjutkan pendidikan berjenjang, saat ini belum diakui adanya Jurusan pendidikan tenaga kesehatan perekam medis tingkat S1. DAFTAR PUSTAKA Aditama, dan Hastuti,T 2002.Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Indonesia Anny Isfandyarie, 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter. Cetakan pertama. Jakarta Prestasi Pustaka. Azwar. A, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Jakarta Binarupa Aksara. Cicilia Lihawa, Muhammad Mansyr, Tri Wahyu S, Faktor factor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Dokter Di Ruang Rawat Inap RSI Unisma Malang, Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, No 2 2015, Hal 119-125. Depkes RI. DitJen Standar Pelayanan Rumah Sakit. Depkes RI, 2006. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Revisi II, Jakarta Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Depkes RI, Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Praktik Kedokteran, Jakarta. Depkes RI,2009. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Kesehatan, Jakarta Depkes RI,2009, Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit, Jakarta Emzir, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data. Jakarta Rajawali Press. Rekam Medis Dalam Tanggung Jawab Praktek Profesional Tenaga Kesehatan, Dalam Laporan Hasil Rakernas I dan Kumpulan Makalah Seminar Nasional I dan Rakernas I 7-8 Agustus 1993,Pormilis, Jakarta Hendrik, 2011. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta EGC. International Journal for Quality in Health Care ISQua, Vol 26, No,4 August 2014,372-377, Health service accreditation reinforces a mindset of high-performance human resource management. Kemenkes, 2008. Peraturan Menteri Kesehatan No. 269 Tahun 2008. Jakarta Kemenkes. Kemenkes, 2009. Undang-undang No. 44 Tahun 2009. Jakarta Kemenkes. KepMenkes RI,2007. No. 377/Menkes/SK/III/2007, Tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit KARS, 2011. Standar Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Konsil Kedokteran Rekam Medis Homepage on the internet, No date Cited 2006 November. Lexy. J. Moleong, 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung PT. Remaja Rosdakarya. Medical Record Review. Retrieved from http// articles/important-steps-in-medical-record. M. Jusuf Hanafiah. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 3, Jakarta EGC. Analisis Sistem Pelayanan 37 Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 Notoatmojo. S, 2003. Ilmu Kesehatan Rineka Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta Permenkes RI, No 12 /Per/III/Tahun Penyelenggaraan Akreditasi. Jakarta Permenkes 1144/Menkes/Per/VIII/2010. Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan. Permenkes RI Rekam Medis. Permenkes RI Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Karyadi Semarang. Saraswanto Setyawan,2001. Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta, Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok Samil Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Shofari B, 2002 Modul Pembelajaran Sistem dan Prosedur Pelayanan Rekam Medis, Semarang, PORMIKI Sugiono, 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung Alfabeta. Undang undang RI No. 36 Tahun 2014, Pasal 1 ayat 1, Tentang Tenaga Kesehatan Vania Russendra Setiawan, 2009. Analisis Kelengkapan Rekam Medis Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Family Medical Center, Tesis, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. Yulia Dirgantari Pratiwi, 2009, Analisis Kelengkapan Pengisian Resume Medis Pasien Rawat Inap RSIA Budi Kemuliaan, Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok. Komisi Akreditasi Rumah Sakit – KARS, https// , ... This also means that data, such as signatures, date, time, and complete diagnosis, are sometimes missed or forgotten when filling out documents due to illegible writing. 24 The difference in knowledge level is one of the reasons for the incomplete filling of medical records. 25 [ ...Background Medical record reflects the quality of health services provided, which is influenced by existing resources, such as the doctors in charge. This study aims to determine whether doctors' knowledge and perceptions affect the quality of the medical record. Design and methods This is a quantitative and cross-sectional study carried out at Dr. Soetomo's general and academic hospital Surabaya, Indonesia, in September and October 2020. Data were purposively obtained from a total of 45 doctors working at the hospital's inpatient service surgery ward using the questionnaire and checklist medical record quality. Furthermore, ethical clearance and doctors' informed consent were obtained, with the data statistically processed and analyzed by multiple linear regressions. Results The results and conclusion showed that doctors' knowledge and perceptions of the quality of medical records were influence to medical record quality p< Conclusions Hospital management needs to regularly increase doctors' knowledge and perceptions by socializing and monitoring medical records.... Dalam dunia medis logbook dapat di artikan sebagai catatan rekam medis. Rekam medis diartikan sebagai sebuah keterangan yang tertulis maupun yang terdokumentasi tentang identitas, anamneses, diagnosa segala pelayanan, penentuan fisik laboratorium, tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan, maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat [13]. ...Andy Wijaya Johanes Fernandes AndryBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis PPDS FKUI diperoleh masalahnya bahwa sistem yang diterapkan saat ini belum menggunakan teknologi komputerisasi dalam proses kegiatannya sehari-hari. Peserta PPDS adalah calon-calon Dokter Spesialis yang akan menjadi expert dan konsultan dalam spesialisasinya masing-masing. PPDS dihadapkan dengan bermacam-macam kasus, melalui pasien gawat darurat, pasien rawat inap, maupun rawat jalan sehingga memiliki kemampuan dalam merawat pasien. Dengan penggunaan aplikasi E-logbook ini diharapkan dapat mempermudah dan mengolah proses pencatatan yang ada agar lebih cepat dan mudah dalam mengumpulkan dan mengelola data menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan untuk meningkatkan pelayanan. Metode yang digunakan adalah menggunakan SDLC. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan pada FKUI, diketahui bahwa sistem pencatatan menggunakan media kertas merupakan alat yang digunakan untuk mencatat setiap data pada rekam medis tersebut mengakibatkan seringnya terjadi kesalahan yang berupa hilang dan rusaknya rekam medis. Oleh karena itu dibangunnya sebuah aplikasi E-logbook agar dapat mengurangi human error pada proses pembuatan laporan maupun proses pencatatan dan menjaga datanya dari hilangnya dan rusaknya data. Aplikasi E-logbook ini dapat terus di kembangkan pada modul lain sesuai kebutuhan user. Index Terms-E-logbook, FKUI, PPDS, SDLC I. PENDAHULUAN Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia FKUI adalah fakultas kedokteran tertua dan salah satu fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. FKUI berkomitmen dengan kuat untuk menjamin mutu serta meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran dengan cara membangun pendidikan dengan kurikulum internasional yang bersifat kompetensi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat [1]. Jenjang Pendidikan dokter spesialis di FKUI yang biasa disebut dengan PPDS adalah calon-calon Dokter Spesialis yang akan menjadi expert dan konsultan dalam spesialisasinya masing-masing [2]. PPDS dihadapkan dengan berbagai kasus salah satunya, melalui berbagai kasus seperti rawat jalan, pasien gawat darurat, maupun rawat inap sehingga memiliki kemampuan dalam menangani pasien. Mendalami ilmu sebagai dasar untuk melatih keterampilan medic secara bertahap dan terjadwal melalui berbagai kegiatan seperti kuliah, presentasi kasus, referat, pembacaan jurnal, dan laporan jaga [3]. Salah satu laporan yang dibuat merupakan logbook atau biasa disebut rekam medis adalah salah satu pelayanan penunjang layanan kesehatan di rumah sakit yang menjadi dasar penilaian mutu pelayanan medic [4]. Dengan adanya pelayanan rekam medis logbook sebagai sarana yang menyediakan informasi untuk memudahkan pelayanan kepada pasien dan memudahkan untuk pengambilan keputusan berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, penilaian dan pengendalian oleh pemberi pelayanan klinis dan administrasi pada sarana pelayanan kesehatan [5]. Ada 3 pihak yang bersangkutan dalam proses pencatatan rekam medis logbook, yaitu dokter PPDS mahasiswa yang akan mengirim logbook kepada dokter supervisor dokter kemudian akan diperiksa hasil logbook yang dibuat oleh dokter PPDS. Lalu dokter supervisor akan mengirim kembali logbook yang berisikan keterangan berupa sesuai atau tidak sesuai diagnosis yang di buat oleh dokter PPDS. Dan SPS yang bertugas memantau kegiatan dan perkembangan PPDS. Kegiatan rekam medis meliputi, logbook patologi organ, logbook bimbingan Akademik, logbook bimbingan tulisan ilmiah, logbook potong beku dan logbook grossing. Proses pencatatan logbook saat ini masih menggunakan kertas dan buku untuk mencatat. Menurut Clifford dkk dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa sistem manual berbasis kertas dapat menyediakan solusi sementara, tetapi pertukaran informasi sangatlah lambat dan rawan kesalahan. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah pasien hingga ratusan bahkan ribuan akan menyulitkan dalam penyimpanan dan pengolahan [6]. Lambatnya proses logbook konvensional memberikan beberapa efek buruk yang dapat disebabkan olehnya, hilang atau rusaknya logbook dan lamanya proses menghitung hasil yang di peroleh dari data logbook adalah salah satu dampak buruk dari proses logbook konvensional. Irma BinartiFebry Dulfi FitriyanaIncomplete medical records are an obstacle in obtaining quality medical records. Using a literature review approach sourced from various journals and research in Indonesia, this study aims to obtain an overview of the interrelationships of multiple factors that influence the incomplete filling of medical records in hospitals in Indonesia. Based on the results of the study, it can be seen that there are two interrelated areas of improvement that need to be paid attention to by Health facilities in ensuring the quality of medical record recording, including areas for improving the quality of human resources Man and Machine factors; quality standard compliance area Method and Material Factors. The fulfillment of these two areas of improvement depends on the commitment of Health Facilities to prioritize the improvement of these two areas in the budget money factor.Isye Isyanti DewiFeby ErawantiniNovita Nuraini Gamasiano AlfiansyahPendistribusian dokumen rekam medis adalah suatu kegiatan mendistribusikan dokumen rekam medis ke poliklinik setelah pasien registrasi. Keterlambatan pendistribusian dokumen rekam medis rawat jalan sering dijumpai pada kegiatan penyelenggaraan rekam medis. Batas waktu pendistribusian dokumen rekam medis rawat jalan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso yaitu ≤ 10 menit setelah pasien mendaftar. Data keterlambatan yang dilakukan pada survey awal bulan November 2019 mencapai 53,5%. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun strategi untuk melakukan perbaikan keterlambatan pendistribusian dokumen rekam medis rawat jalan di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode Action Research. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan brainstorming. Hasil penelitian ini diketahui bahwa faktor penyebab keterlambatan pendistribusian dokumen rekam medis rawat jalan yaitu pengetahuan petugas tentang SOP kurang, kedisiplinan petugas yang masih kurang disiplin, tidak terdapat petugas khusus pendistribusian dokumen rekam medis, tidak terdapat tracer pada rak penyimpanan, petugas filing tidak pernah mendapatkan reward dari pimpinan dan belum pernah diadakan sosialisasi SOP. Berdasarkan hal tersebut upaya penyelesaian masalah yang peneliti sarankan pada pihak RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso dengan merevisi SOP dan sosialisasi SOP secara LihawaMuhammad MansurTri Wahyu SKetidaklengkapan pengisian rekam medis di RSI Unisma Malang menggambarkan pelayanan kesehatan yang diberikan dan mutu pelayanan rekam medis. Salah satu indikator mutu pelayanan di unit rekam medis adalah kelengkapan pengisian rekam medis setelah pelayanan. Adanya ketidaklengkapan pengisian rekam medis setelah selesai pelayanan di ruang rawat inap RSI Unisma Malang perlu dicari penyebab dan solusinya. Pendekatan deskriptif dilakukan dengan metode studi dokumen, observasi unit pelayanan, dan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan tambahan pertanyaan terbuka untuk saran. Sampel dalam penelitian ini adalah dokter sejumlah 27 orang. Penentuan akar masalah menggunakan diagram fishbone, yang kemudian di tentukan salah satu menjadi prioritas masalah menggunakan metode USG Urgency, Seriousness, and Growth dan penetapan solusi dengan tapisan McNamara. Hasil menunjukkan peran faktor susunan form RM yang kurang sistematis dalam ketidaklengkapan pengisian rekam medis. Sebagai solusi untuk meningkatkan kelengkapan pengisian rekam medis adalah dengan membuat rancangan form rekam medis terintegrasi. Kata Kunci Dokter, ketidaklengkapan rekam medik, rawat inapUniversitas Indonesia Anny IsfandyarieT AditamaDan HastutiAditama, dan Hastuti,T 2002.Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Indonesia Anny Isfandyarie, 2006. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter. Cetakan pertama. Jakarta Prestasi AzwarAzwar. A, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga, Jakarta Binarupa Pelayanan Rumah SakitR I DepkesDitjen YanmedDepkes RI. DitJen Standar Pelayanan Rumah Republik Indonesia TahunR I DepkesDepkes RI, Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Praktik Kedokteran, Republik Indonesia TahunR I DepkesDepkes RI,2009. Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Kesehatan, JakartaUndang-Undang Republik Indonesia TahunR I DepkesDepkes RI,2009, Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit, JakartaMetodologi Penelitian Kualitatif Analisa DataEmzirEmzir, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisa Data. Jakarta Rajawali Rekam Medis Dalam Tanggung Jawab Praktek Profesional Jurnal Vokasi IndonesiaG Rekam Medis Dalam Tanggung Jawab Praktek Profesional Jurnal Vokasi Indonesia Jul-Des 2017 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Profil Rumah Sakit Umum Pusat DrR I PermenkesNoPermenkes RI Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Karyadi Semarang. 6464RJS.
  • 64ilqm99gw.pages.dev/491
  • 64ilqm99gw.pages.dev/305
  • 64ilqm99gw.pages.dev/102
  • 64ilqm99gw.pages.dev/597
  • 64ilqm99gw.pages.dev/885
  • 64ilqm99gw.pages.dev/412
  • 64ilqm99gw.pages.dev/338
  • 64ilqm99gw.pages.dev/658
  • 64ilqm99gw.pages.dev/229
  • 64ilqm99gw.pages.dev/267
  • 64ilqm99gw.pages.dev/54
  • 64ilqm99gw.pages.dev/874
  • 64ilqm99gw.pages.dev/310
  • 64ilqm99gw.pages.dev/779
  • 64ilqm99gw.pages.dev/959
  • pelayanan di rumah sakit