KaedahKe-33 [Carilah Akhirat Tetapi Jangan Lupakan Dunia] Jumat, 12 Nopember 21: Kaidah (Prinsip Pokok) ke-33 menjadikan masa kini dari dunia sebagai persiapan untuk akhirat, dan menjadikan usahanya dalam hidupnya sebagai tanaman untuk (diambil) pada hari memanen.SoalAdalah Jawaban Soal Ujian Tentang Kejarlah akhirat jangan lupakan duniaArti dari “Kejarlah akhirat jangan lupakan dunia” adalah ketika kita fokus beribadah, kita juga harus mengingat kebahagiaan kita di dunia. Contoh kebahagiaan di dunia adalah belajar untuk masa depan, bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, berpakaian untuk memenuhi syariat, dan “kejarlah akhirat jangan lupakan dunia” terdapat dalam Surat Al-Qashash ayat 77, yaitu“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”Pada ayat ini, Allah menjanjikan kebahagiaan di akhirat, tetapi Allah juga mengingatkan untuk tidak melupakan kebahagiaan diri sendiri yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Kebahagiaan untuk diri sendiri seperti pada contoh di atas lainnya adalah makan dan minum yang halal dan mengeyangkan, memiliki rumah untuk berteduh, dan lebih lanjut—————————————Detil jawabanKelas –Mapel Pendidikan Agama IslamBab Surah al-Qashash ayat 77Kode –AyoBelajarDemikianlah Jawaban Soal Ujian Tentang Kejarlah akhirat jangan lupakan dunia Semoga Membantu. Hakikatdunia adalah negeri yang sementara, bukan negeri keabadian. Jika kita memanfaatkan dunia dan menyibukkannya dengan ketaatan kepada Allah Ta'ala, maka kita akan memetik hasilnya di akhirat kelak. Adapun jika kita menyibukkannya dengan sesuatu yang sia-sia, maka kita akan merugi, baik di dunia, maupun di akhirat. (fan)
Tadabbur Al Qur’an di AQL Islamic Center tanggal 16 Mei 2013 disampaikan oleh Ustad Muhammad Zaitun Rasmin, membahas Surat Al Qashash 28 ayat 77 “Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” Ada 4 point yang disampaikan dari ayat ini 1. Mencari pahala akhirat. 2. Jangan melupakan bagian di dunia. 3. Berbuat baik. 4. Jangan berbuat kerusakan. Pesan utamanya adalah Carilah Akhirat, Jangan Lupa Dunia. “Dan carilah” dalam ayat tersebut merupakan perintah, kalimat aktif. Ini berarti bahwa mencari akhirat adalah yang paling penting dan utama. Mencari akhirat dengan menggunakan apa-apa yang telah Allah karuniakan kepada kita yaitu 1. Hidup Menjadikan hidup atau gunakan hidup dengan sebaik-baiknya untuk mencari akhirat. Seperti hadits Rasulullah SAW “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” 2. Hati meliputi akal, pendengaran, penglihatan. Sebagaimana dalam Surat Al A’raf 7 ayat 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” 3. Dan lain-lain seperti kesehatan, harta. Untuk mendapatkan akhirat tidak ada jaminan, tetapi untuk dunia sudah dijamin oleh Allah. Sebagaimana dalam Surat Hud 11 ayat 6 “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata Lauh Mahfuz.” Tidak akan mati seorang anak Adam melainkan sudah habis rezekinya. Untuk urusan dunia Allah sudah memberikan kemudahan dengan insting dan alat. Yang banyak mendapat rezeki adalah 1. Yang paling kuat fisiknya. 2. Yang paling cerdas. 3. Yang paling keahlian khusus. Jadi jelaslah bahwa URUSAN AKHIRAT HARUS MENJADI PRIORITAS Salah Bekerja yang baik jangan lupa sholat. Benar Jaga sholat, ilmu agama jangan sampai berkurang, jangan lupa bekerja keras. Bagaimana membuat program agar kita benar-benar mengamalkan Surat Al Qashash ayat 77 ? Bekal yang harus kita miliki adalah 1. Tauhid yang benar merupakan bekal utama. Banyak amal saleh dan sedikit dosa maka akan mulus. Amal saleh kurang, banyak dosa maka akan menjalani proses. 2. Menjalankan yang diwajibkan oleh Allah SWT. Kewajiban yang sering terlupa adalah dakwah, hukumnya adalah fardu kifayah yaitu kalau sebagian sudah melaksanakan dan jumlahnya sudah cukup barulah gugur kewajiban yang lain. Dakwah lebih penting daripada umrah dan haji yang sunah. Ibadah yang saat ini paling susah ikhlasnya adalah umroh dan haji, karena sekarang lebih kepada status sosial. 3. Meninggalkan larangan seperti namimah, ghibah. 4. Berbuat kebajikan/melakukan ibadah umum. – Berbuat kebaikan, misalnya kepada sesama manusia dengan senyum, sapa, berkata lemah lembut, mencari ilmu. – Berbuat baik pada orang lain lebih utama daripada sholat sunah. – Sebaik-baiknya manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi sesama. Dengan catatan dia tauhid, menjalankan kewajiban dan meninggalkan larangan. – Berbuat baik kepada sesama manusia dan berlapang dada kepada manusia. 5. Melakukan ibadah sunah seperti sholat sunah, puasa sunah.
Kalimat"kejarlah akhirat jangan lupakan dunia" terdapat dalam Surat Al-Qashash ayat 77, yaitu: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
Setiap setik kita hidup di dunia dan banyak melihat belajar dari dunia sekitar. Tapi ketika tanpa berpedoman Al-Qur’an dan Hadits, bukan tidak mungkin akhirnya terjebak pada pikiran “hidup adalah untuk keduniaan. Yang tidak mengejarnya/ rendah di mata duniawi, maka ia adalah orang yang gagal”, naudzubillaahi min dzaalik. Banyak orang menganggap orang yang punya jabatan tinggi, berprestasi, populer, kaya raya, dsb maka dialah yang sukses, padahal belum tentu. Seringkali kita terjebak penilaian kesuksesan seseoranga pada keduniaan saja, bukan apakah Allah merahmati/ ridho atau murka pada dia. Orang yang sibuk pada dunia menganggap belajar Islam adalah sampingan. Padahal belajar Islam adalah yang utama, baru belajar untuk keduniaan. Alasan manusia dilahirkan ke dunia adalah karena mempunyai tugas, yakni mengabdi pada Allah dengan tulus ikhlas karena Allah semata semoga Allah memberi petunjuk. Untuk Allah-lah kita hidup. Beberapa orang sering mengatakan begini, “kejarlah dunia, tapi jangan lupakan agama akhirat”. Kalau kita menelaahnya, kalimat tersebut menunjukkan bahwa koreksi jika saya salah yang dikejar utamanya adalah sesuatu yang bersifat duniawi kedudukan, status sosial, popularitas, kekayaan, jabatan, dsb setelah itu baru agama akhirat. Padahal susunan kalimat dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 77 mengatakan demikian, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan … Al-Qashash77 Susunan kalimat dalam ayat Al-Qur’an di atas menunjukkan bahwa kita hidup di dunia diberi anugerah ilmu, kemampuan, harta, dsb untuk mengutamakan mengejar akhirat, hidup untuk Allah, barulah setelah itu dikatakan jangan lupakan kebahagiaan dunia. Dalam perenungan ini, ternyata yang berbahaya adalah jebakan dunia karena tipu daya setan. Karena kita sering menilai kesuksesan dari duniawi. Semoga Allah melindungi kita dari jebakan-jebakan dunia yang membuat kita lupa pada hakikat hidup yang sebenarnya. TafsirSurah Al-Qasas Ayat 77: Ingat Akhirat Harus, Tapi Dunia Jangan Dilupakan. Abdus Salam. 10/09/2021. tafsir surah Al-Qasas ayat 77. Bagi setiap muslim, doa sapu jagad (lihat QS. Al-Baqarah [2]: 201) bukanlah hal asing. Pasalnya, setiap hari, selepas shalat lima waktu, kita selalu membacanya. Doa yang di dalamnya berisi tentang permohonan